“ Ada kabar penting ni Re, soal Tari.”
“ Ada apa sama Tari?”
“ Lo udah tau belum kalo nama lengkap dia……” belum selesai Dika ngomong Renata memotong omongannya.
“ Tau… Rediana Mentari Pagi kan, gue tadi abis dari rumahnya Tari.”
“ Dan satu lagi Re, tanggal lahir dia sama persis kaya’ lo Cuma beda taun doang.”
“ Apa??? Lo nggak lagi bercanda kan Dik? Lagian lo tau darimana sih Dik?”
“ Dari data anak kelas sepuluh yang ikut basket, kemarin kan lo nyuruh ngumpulin data pribadi anak kelas sepuluh.”
“ Iya juga sih, yaudah tutup telepon lo, gue pengen sendiri.”
Tari hari ini udah masuk sekolah, dan dia masih sebel plus benci banget sama yang namanya R E N A T A. Dan seharian ini dia bingung juga sama yang namanya Renata, masa seharian ini dia dapet lebih dari 50 bunga mawar merah, yang dikasih setiap orang yang dia temuin di sekolah, dan semuanya bilang itu dari Renata. Riska udah heboh dari tadi, tu anak ngoceh mulu dengan hipotesis hipotesis gejenya.
Bel pulang udah berbunyi 10 menit yang lalu, dan Tari udah nunggu Riska di depan gerbang, tapi tu anak nggak muncul-muncul. 20 menit berlalu Tari masih tetap setia nungguin Riska yang nggak muncul-muncul batang hidungnya. Malah tiba-tiba, Renata muncul dengan motor Satria merahnya.