“…………” diem tak ada jawaban dari sang penelepon.
“ Halloooo,,,, ada orang gak sih di sana.” Tari ngomel kesel juga orang nelpon tapi malah nggak ada yang ngomong, dan akhirnya klik, telepon dimatiin.
Di kamarnya Re bingung, dia hanya menatap diam pada i-phonenya, tadi dia bener-bener nggak tau mau ngomong apa. Dia lagi mikir lagi, Tari, kenapa dia ngerasa bahwa cewek itu adalah gadis merah marun di mimpinya, dan demi apapun si Renata ini belum pernah sekalipun peduli sama seorang cewek, walaupun selama ini banyak banget cewek yang suka ama dia yang kata cewek-cewek di sekolah adalah tipe cowok cool.
Renata masih terus memikirkan gadis itu sampai dia tertidur dengan i-phone yang masih ditangannya. Dan dalam tidurnya Renata kembali memimpikan gadis itu. Gadis yang ada di taman hitam putih itu.
Hari ini, hari pertama Tari mengikuti ekskul basket, dia baru aja pindah ekskul gara-gara ngikutin Riska. Dan ternyata Renata masih menjadi kapten basket di sekolahnya. Berhubung pak Didin pelatih basket mereka lagi berhalangan hadir, akhirnya Re dan Dika yang diberi tugas untuk melatih adik-adik kelas mereka. Renata menyuruh mereka shooting bola dari daerah three point, dan Renata tak menyadari bahwa Tari ada di barisan juniornya itu. Saat itu Tari Cuma pake iket rambut merah, jadi Re tidak mengenalinya sebagai cewek merahnya.
“ Hei, kamu…” kata Renata pada Tari yang dari tadi nggak pernah berhasil masukin bola ke ring basket.
“Eeeemmm,,, sa..yaa kak.” Jawab Tari takut.
“ Iyaa, kamu.. dari tadi konsentrasi nggak sih, masa bola kamu nggak ada yang masuk.” Dan saat Renata sampai di depan gadis itu, dia baru sadar kalo cewek itu adalah Tari, namun tadi dia udah terlanjur ngebentak tu cewek, nggak mungkin kan kalo Dia berubah manis setelah tau itu Tari, nggak enak dong ama adek kelas yang lain.
“Maaf kak, saya baru ikut latian.” Kata Tari sambil menunduk.