Mohon tunggu...
Intan Izha
Intan Izha Mohon Tunggu... Guru - Bebas

Menulis adalah hobi yang sangat menguntungkan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Book "Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam"

7 Maret 2020   08:56 Diperbarui: 7 Maret 2020   08:56 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Epistemologi meliputi tata cara dan sarana untuk mencapai pengetahuan. Peradaban mengenai pilihan ontologik akan mengakibatkan perbedaan sarana yan akan digunakan yaitu: akal, pengalaman, budi, intuisi atau sarana yang lain. Ditunjukkan baaimana kelebihan dan kelemahan suatu cara pendekatan atas batas-batas validitas dari suatu yang diperoleh melalui suatu cara pendekatan ilmiah (Koento Wibisono, 1988: 7).

Secara gari besar terdapat dua aliran pokok dalam epistemologis, yaitu rasionalisme dan empirisme, yang pada gilirannya kemudian muncul beberapa isme lain, misalnya: rasionalisme kritis (kritisisme), (fenomanilisme), intuisionisme, postivisme dan seterusnya.

Rasionalisme adalah suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal atau ide, sementara peran indera dinomor duakan. Pemikiran para filsuf ini tidak lepas dari orientasi ini, rasio dan indera. Dari rasio kemudian melahirkan rasionalisme yang berpijak pada dasar ontologik idealism atau spiritualisme dan dari indera lalu melahirkan empirisme yang berpijak pada dasar ontologik materialism.

Filsafat empirisme dikembangkan oleh filsuf-filsuf Inggris: F. Bacon, T. Hobbes, J. Locke, C. Barkeley dan D. Hume ( Peurser, 1989:81). Kebenaran yang diperoleh dengan empirisme bersifat korespondensi, hasil hubungan antara subjek dan objek melalui pengalaman, sehingga mudah dibuktikan dan diuji. Kebenaran diadapat dari pengalaman melalui proses induktif, dari suatu benda lalu ditarik kesimpulan.

Koresponden merupakan teori kebenaran yang mendasrkan diri pada kriteria tentang kesesuaian antara materi yang dikandung oleh satu pernyatan dengan objek yang dikenai pernyataan tersebut. Jika kita menyatakan "gula itu rasanya manis", maka pernyataan itu benar sekiranya dalam kenyataannya gula itu rasanya memang manis. Sebaliknya jika kenyataannya gula itu rasanya tawar, maka pernyataan itu salah. Jadi, kebenaran harus seuai dengan kenyataan setelah dibuktikan (verifikasi).

Dan objek kajian yang terakhir adalah Aksiologi. Adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang pada umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan. Aksiologi meliputi nila-nilai, parameter bagi apa yang disebut sebagai kebenaran atau kenyataan itu, sebagaiman kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materiil dan kawasan simbolik yang masing-masing menunjukkan aspeknya sendiri-sendiri. Lebi dari itu, aksiologi juga menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan didalam menerapkan ilmu kedalam praksis (Van Melsen, 1990:107).

Dalam pendekatan Aksiologis ini, Jujun (1986:6) menyebutkan, bahwa pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia dalam hal ini maka ilmu menurutnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta kelestarian atau keseimbangan laam. Untuk kepentingan manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun dipergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti, bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang menadi milik bersama, setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya sesuai dengan komunalisme. Universal berarti bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi parokial seperti: ras, ideology atau agama. Tidak ada ilmu Barat dan tidak ada pula ilmu Timur.

Bab yang selanjutnya membahs tentang filsafat ilmu dalam Islam. Dalam merespon sains modern, ilmuan muslim memiliki perspektif yang berbeda-beda :

  • Kelompok yang menganggap bahwa sains modern bersifat universal dan neutral dan semua sians tersebut dapat diketemukan dalam Al-Qur'an. kelompok ini disebut dengan kelompok Bucaillian.
  • Kelompok yag berusaha untuk memunculkan persemakmuran sains di negara-negara Islam, karena kelompok ini berpendapat bahwa ketika sains berada dalam masyarakat Islam, maka fngsinya akan termodifikasi sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan cita-cita Islam (lihat Sardar, 1988: 167-171).
  • Kelompok yang ingin membangun paradigm baru (epistemology) Islam, yaitu paradigm pengetahuan dan paradigm perilaku.

Upaya pencarian ilmu pengetahuan dalam Islam atau konsep Islam tentang ilmu itu memang bukan hal baru, melainkan sudah dilakukan oleh ulama-ulama sejak dahulu. Persoalan ini bermula dari perspektif mereka menegenai "apakah Al-Qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan atau hanya sebagai petunjuk agama saja?. Dari sisni lantas muncul dua kelompok . Kelompok pertama misalnya seperti yang dikatakan Al-Ghazali (lihat Ihya' Ulumuddin, jilid V:1).

Beliau mengatakan bahwa seluruh ilmu tercakup dalam karya-karya dan sifat-sifat Allah, dan Al-Qur'an adalah penjelasan esensi-esensi, sifat-sifat dan perbuatanNya. Al-Qur'an itu laksana lautan yang tak bertepi, dan jika sekranya lautan itu menjadi tinta untuk menjelaskan kata-kata Tuhanku, niscaya lautan itu akan habis sebelum kata-kata Tuhan itu berakhir (lihat Al-Ghazali, 11329 H:9, 32).

Sebagaimana dituturkan oleh Al-Qardhawi (1989:35), bahwa menurut Islam cakupan ilmu tidak hanya terbatas pada ilmu menurut Islam cakupan ilmu tidak hanya terbatas pada ilmu menurut pandanagan Barat modern yang ekperimental saja, tetpu ia meliputi :

  • Aspek metafisika yang dibawa oleh wahyu yang mengungkapkan apa yang disebut dengan realitas agung (haqaig al-qubra) yang menjawab pertanyaan abadi darimana, kemana dan bagaiman. Dengan menjawab pertanyaan tersebut manusia tahu landasan berpijaknya dan mengerti pula akan Tuhannya.
  • Aspek humaniora dan studi-studi yang berkaitan dengannya yang meliputi pembahasan mengenai kehidupan mausia, hubungannya dengan dimensi ruang dan waktu, psikologi, sosiologi, ekonomi politik dan seterusnya.
  • Aspek material yang bertebaran dijagat raya, atau ilmu yang dibangun berdasarkan observasi dan eksperimen, yaitu dengan uji coba di laboratorium. Dan ilmu inilah yang berkembang di Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun