Gunter (1990) memberikan beberapa kriteria dalam memilih materi pembelajaran, yaitu: (1) Tekanan [Emphasis], apakah ide pokok materi secara jelas telah ditetapkan bagi pebelajar dan apakah ide-ide itu memberikan tekanan yang tepat pada tujuan materi?, (2) Kesatuan [Unity], apakah semua ide dalam materi secara jelas telah ditetapkan untuk mengkhususkan ide-ide pokok dan poin-poin utama materi?, (3) Hubungan [Coherence], apakah ide-ide dalam teks secara jelas dihubungkan secara bersama-sama dan secara logika?, (4) Pengulangan dan perluasan [Repetition and elaboration], apakah materi itu hadir dengan konsep baru dalam hubungannya dengan konsep-konsep sebelumnya?, (5) Kosa kata yang tersedia [Appropriate Vocabulary], apakah kosa-kata yang dinyatakan cocok untul level siswa sekolah menengah?, (6) [Audeience Appropriateness], (7) Bentuk [Format], apakah bentuk teks memudahkan pembaca secara komprehensif?, dan (8) Mutu pertanyaan [Caliber of Question], apakah pertanyaan-pertanyaan menyertai materi pembelajaran, jika ia, apakah ditulis untuk mendatangkan banyak tingkat berfikir?
Dari sisi pengembangan kurikulum, seperti nampak dalam uraian di atas, buku pelajaran harus disusun berdasarkan urutan. Urutan adalah salah satu cakupan dalam organisasi kurikulum, selain aturan dan integrasu kegiatan-kegiatan belajar. Organisasi kurikulum memiliki arti penting karena kaitan-kaitan antara kegiatan-kegiatan belajar dan materi pelajaran satu sama lain akan menimbulkan dampak yang berbeda, baik tentang apa yang dipelajari maupun cara bagaimana bahan, konten, atau materi tertentu dipelajari.
Dari Bidang Desain Materi Pembelajaran
Lourdes (1995) mengemukakan bahwa sebelum mendesain materi pembelajaran (bahasa) harus menempatkan fondasinya terlebih dahulu yang akan memberikan dasar pemikiran materi apa yang akan kita hasilkan. Fondasi itu terdiri dari 3 konsep, yaitu teori tentang apa itu bahasa, teori bagaimana kita belajar bahasa, dan tujuan pendidikan.
Sedangkan menurut Rodgers (1995) dalam mendesain materi pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (a) Pertimbangan pengetahuan, mencakup bentuk input dan output materi pembelajaran, tipe bahasa dan teks apa yang akan dihasilkan sebagai input bagi pebelajar untuk belajar dan praktek dan kemampuan bahasa macam apa sebagai output yang akan ditunjukkan pada akhir pembelajaran. (b) Pertimbangan pembelajaran, ini mencakup tidak saja pada para guru sebagai perencana, tetapi juga profesional, spesialis materi, staf, dan sebagainya. Pertimbangan pembelajaran juga mencakup bentuk materi dan program, teknologi, lingkungan pendidikan, penyusunan time schedule, guru, sponsor, administrator, dan sebagainya. (c) Pertimbangan pebelajar, mencakup umur, level kecakapan, tingkat perkembangan pebelajar, latar belakang sosial siswa, dan sebagainya. (d) Pertimbangan administrasi.
Berdasarkan teori, David Hall (1995) mengemukakan bahwa sebelum merencakan materi pembelajaran bahasa, kita harus bisa menjawab pertanyaan, apa yang difikirkan seseorang ketika belajara bahasa?. Secara umum, seseorang belajar bahasa karena kebutuhan untuk bisa berkomunikasi, kebutuhan akan tujuan jangka panjang, kebutuhan akan keaslian (authenticity), dan kebutuhan akan student-centredness.
Dari aspek desain, jelas bahwa untuk mendesain materi pembelajaran banyak hal yang harus diperhatikan, baik pengetahuan, guru, siswa dan lain sebagainya. Semuanya harus dipertimbangkan agar materi-materi yang telah dihasilkan tersebut dapat mengantarkan siswa menguasai tujuan-tujuan pembelajaran.
REKOMENDASI
Dari pembahasan bab tersebut dan analisis yang cukup mendalam, penyusun menyampaikan beberapa rekomendasi, sebagai berikut:
- Buku pelajaran sebagai salah satu media, hendaknya digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa secara maksimal.
- Kepada para guru bidang studi bahasa atau pun bidang studi lainnya, hendaknya mempertimbangkan secara mendalam sebelum menentukan sebuah buku pelajaran digunakan dalam proses pembelajaran.
- Hendaknya para guru tidak mengacu secara literal (apa adanya) apa yang terkandung dalam sebuah buku pelajaran. Para guru dituntut untuk memilih dan memilah materi-materi yang disajikan dalam sebuah buku yang sesuai dengan materi-materi yang menunjang peningkatan kompentensi siswa.
- Bagi para penerbit buku-buku pelajaran, hendaknya jangan sampai hanya mementingkan aspek komersialnya saja (mengejar laba yang banyak), tanpa mempertimbangkan aspek mutu, kualitas, ekonomi orangtua siswa, guru, dan sebagainya.
- Dalam beberapa kondisi yang tidak memungkinkan, apakah kemampuan guru yang minim untuk bisa menyusun sebuah buku pelajaran atau faktor-faktor lainnya, hendaknya ada kerjasama yang harmonis antara penerbit, guru, siswa, dan orangtua.
- Buku ini layak untuk dibaca oleh para penyusun maupun pengembang materi-materi pembelajaran (buku teks) sebagai landasan praktek desain materi-materi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gafur. (2004). Peranan Teknologi Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.