Mohon tunggu...
Sigit Purnama
Sigit Purnama Mohon Tunggu... -

Dosen Teknologi Pembelajaran Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peranan dan Desain Materi-materi Pembelajaran

15 Juni 2010   06:57 Diperbarui: 4 April 2017   16:30 6122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

(b)  Merupakan media satu arah, yaitu komunikasi reseptif.

(c)   Merupakan visual statis.

(d)  Pengembangan keduanya bergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.

(e)  Berpusat pada pebelajar, dan

(f)   Informasi dapat diorganisasi dan ditata oleh pemakai.

Sejak awal pertumbuhannya, buku pelajaran sebagai produk teknologi pembelajaran telah dirasakan manfaat atau keuntungannya. Alzalnia (dalam Gafur: 2004) menyimpulkan 6 keuntungan teknologi pembelajaran, yaitu: (a) Instructional Technology can increase the output of the educational system in term of both quality and quantity, (b) Instructional Technology can individualize both instructional and learning, (c) Instructional Technology can place the development of instructional on a more scientific base, (d) Instructional Technology can use more powerful techniques to obtain planned objectives, (e) Instructional Technology can accelerete the learning process analisis make learning more easier than conventional methods, dan (f) Instructional Technology can provide easy access to information source and exiting knowledge for all people at different ages and with various interests.

Sedangkan Presidential Commision on Instructional Technology tahun 1969 mengidentifikasikan kegunaan potensial teknologi pembelajaran, yaitu bahwa teknologi pembelajaran membuat pembelajaran produktif, individual, ilmiah, berdaya mampu tinggi, akrab, dan merata (Miarso,1987:10).

Dari uraian tersebut nampak jelas bahwa keberadaan buku pelajaran memiliki peranan yang cukup signifikan dalam proses pembelajaran, terlebih dalam pembelajaran bahasa. Namun demikian, kita juga harus menyadari bahwa dalam penggunaannya pun, buku pelajaran tak lepas dari berbagai kekurangan dan kelebihannya. Hal demikian mengingat betapa luas cakupan disiplin ilmu bahasa, termasuk ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasi, baik ketrampilan menulis, membaca, mendengar, dan percakapan. Sebuah buku pelajaran barangkali sesuai untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam membaca teks, namun belum tentu sesuai untuk meningkatkan komptensi siswa dalam ketrampilan lainnya. Oleh sebab itu, betapapun sempurnanya sebuah buku pelajaran, ia tetaplah buku pelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dan memerlukan alat bantu lainnya agar lebih sempurna. Di sinilah pentingnya menggabungkan atau memadukan beberapa  media pembelajaran.Dari Bidang Pengembangan Kurikulum

Untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran urutan, aturan, dan integrasi kegiatan-kegiatan pembelajaran perlu diorganisasi sedemikian rupa. Organisasi kurikulum penting sekali karena kaitan-kaitan antara kegiatan-kegiatan belajar dan materi pelajaran satu sama lain akan menimbulkan dampak yang berbeda baik tentang apa yang dipelajari maupun cara bagaimana bahan, konten, atau materi tertentu dipelajari (Ansyar: 1989,122). Organisasi kurikulum juga akan berdampak lain dalam mengajarkan sesuatu konten atau materi tertentu kalau dilengkapi dengan kegiatan tambahan, seperti latihan, praktek lapangan, atau penguatan tentang konsep atau ketrampilan tertentu (Mc Neil dalam Ansyar:1989,122)

Dalam organisasi kurikulum ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yakni ruang lingkup (scope), urutan (squance), dan penempatan bahan (grade placement). Ruang lingkup bahan adalah keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang akan diberikan dari suatu mata pelajaran atau dari suatu pokok bahasan tertentu. Urutan bahan adalah penyusunan bahan pelajaran menurut aturan tertentu secara berurutan supaya sistematis dan memudahkan penyampaian maupun penangkapan oleh para siswa atau rangkaian materi, konten atau kegiatan belajar yang dipresentasikan kepada para anak didik. Sedangkan penempatan bahan pelajaran adalah penempatan beberapa bahan pelajaran untuk kelas tertentu (Hamalik,1990:103-104; Ansyar,1989:126).

Schubert (dalam Ansyar,1989:125) memaparkan 6 kriteria penentuan urutan yaitu (a) Presentasi menurut buku teks, guru hanya mengikuti saja organisasi dan urutan  materi dan konten kurikulum seperti yang tertera dalam buku pelajaran, (b) Preferensi guru, para guru menentukan sendiri susunan dan urutan materi yang diajarkannya sesuai dengan pertimbangan logika, psikologis atau profesional masing-masing, (c) Struktur disiplin ilmu, bahwa disiplin ilmu diasumsikan memiliki struktur yang melekat, termasuk urutan materu kurikulum, (d) Minat anak didik, urutan materi harus berdasar pada pengertian bahwa suatu pengetahuan akan sangat relevan kalau pengetahuan itu diminati dan dipelajari sendiri oleh pelajar karena sesuai dengan minat dan  keinginannya, (e) Hirarkhi belajar, bahwa urutan harus sesuai dengan apa yang diketahui dari teori-teori belajar, misal: belajar harus barangkat dari hal-hal yang sederhana menuju hal-hal yang lebih kompleks, dan (f) Perkembangan, konten atau kegiatan belajar yang diberikan pada pebelajar harus sesuai dengan tingkat kematangan mereka, baik pada aspek kognitif maupun moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun