Aku berjalan ke sudut itu. Lalu berganti baju di balik properti yang kutahu dari anyaman rotan di negara tropis. Biasanya partitur seperti ini ditemukan pada desain kantor atau lobi hotel.
"Iiih... kau lama sekali. Apa di sana banyak tikus?"
"Apa?"
"Berpose-lah seperti yang kau inginkan!" kata wanita itu.
"Good luck, Ryn!" Lana menunjukkan jempol kanannya, padahal tangan itu sedang memegang sepotong roti.
*
Aku memandangi karpet abu-abu di lantai. Sebuah lubang persegi di bagian atas, melemparkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.
Model yang akan dilukis bisa berdiri, duduk di kursi, atau mungkin juga berbaring di atas meja yang tersedia. Setidaknya itu pemahamanku.
"Cepatlah, jangan ragu begitu!"
Aku merenggut botol minuman di tangan Lana sampai dia terkaget. Dasar tukang mengoceh!
Hmm, segar juga. Sayang aku tak punya cukup waktu mengunyah roti kismis di sebelahnya.