Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terbanglah Camar (I)

18 Oktober 2022   11:45 Diperbarui: 19 Oktober 2022   16:37 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Seorang pasien memaksaku melakukan euthanasia.” Katanya kemudian.

“Wah, jangan mau, Piet. Itu dosa. Sudah ada malaikat Tuhan yang mengemban tugas itu.”

“Aku memang menolaknya. Tetapi dia mengancam hendak bunuh diri.”

“Wah, sebegitu dalam dia tenggelam dalam jurang keputusasaan? Orangtuanya tahu? Eh, penderita penyakit apa dia? Kanker?”

“Korban kecelakaan lalu lintas. Kekasihnya meninggal dalam kecelakaan itu. Dia sendiri harus kehilangan sepasang kaki dan menderita cacat pada wajahnya. Orangtuanya tidak pernah muncul sejak hari pertama dia masuk rumah sakit.”

“Kasihan. Sudah berapa hari?”

“Ini hari ketiga.”

“Kamu harus membantunya, Piet. Kamu harus membantunya menemukan kembali gairah hidup.”

***

Bersambung ke Terbanglah Camar (II)

Siska Dewi untuk Inspirasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun