Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisahku di Penjara: Siapa Takut Covid-19? (Bagian 10)

12 Maret 2022   08:28 Diperbarui: 12 Maret 2022   08:33 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk kepentingan ini pihak lapas secara berkala membagikan masker kepada seluruh WBP. Juga menyelenggarakan vaksinasi COVID-19 secara lengkap (dosis kesatu dan dosis kedua).

WBP adalah sebuah komunitas yang tidak mudah diatur dan diarahkan, sehingga menyulitkan pihak lapas dalam hal pengendalian penyebaran COVID-19. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya.

Pertama, sikap tidak mau diatur itu sendiri yang menjadi tabiat sebagian besar WBP.

Kedua, adanya kelompok WBP yang yakin dengan teori konspirasi yang antara lain menganggap COVID-19 itu sebenarnya tidak ada.

Ketiga, ada kelompok yang setuju dengan idiom "takutlah kepada Allah jangan takut kepada COVID-19". Kelompok inilah yang sangat berbahaya karena mengaitkan COVID-19 dengan agama namun dengan persepsi yang keliru (untuk tidak mengatakan salah).

Menjadi berbahaya juga karena mereka dari kelompok yang umumnya punya tingkat intelektual yang relatif tinggi sehingga dengan mudah bisa mempengaruhi WBP lainnya. 

Saat masjid masih buka misalnya, mereka tetap bersalaman setelah selesai salat atau duduk bergerombol saat menunggu waktu salat tiba meski corong masjid berulang kali mengingatkan untuk menjalankan protokol kesehatan. Dan dari kelompok inilah sebagian besar kasus positif ditemukan di awal-awal pandemi, termasuk satu orang meninggal dunia.

Salam. Winardi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun