Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisahku di Penjara: Hidup Nyaman di Penjara (Bagian 8)

10 Maret 2022   05:53 Diperbarui: 10 Maret 2022   05:59 2857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kisah narapidana | Foto diambil dari Shutterstock

Lanjutan kisah nyata Kang Win di penjara. Silahkan ikuti akun Inspirasiana ini untuk membaca bagian berikutnya.

Hidup Nyaman di Penjara (Melawan dengan Sabar: Bagian 8)

Suatu sore pada hari Rabu, 27 Januari 2022, seorang kakek tua ditemani dengan sebatang tongkat kayu yang selalu setia menemani kemana pun ia pergi, datang menghampiri saya. 

Ia berpamitan karena hari esok ia akan bebas. Ini adalah hukuman yang keenam kalinya yang ia jalani. Dalam enam kali masa hukumannya itu, ia pernah menghuni emat Lapas berbeda termasuk Lapas Porong ini.

Kami satu blok, sama-sama di Blok Bandung, namun di sayap bangunan yang berbeda. Karena itulah kami sering berinteraksi, kerap mengobrol ringan. 

Ada banyak Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) yang saya kenal yang seperti kakek tua ini, beberapa kali dihukum dan menghuni berbagai penjara.

Oh ya, 'Bandung' adalah sebutan untuk Blok B di Lapas Porong. Ini untuk memperjelas panggilan via alat pengeras suara kepada para WBP penghuni Blok tersebut. 

Hal yang sama berlaku juga untuk blok-blok lainnya, kecuali Blok G yang memang tidak mempunyai penghuni tetap karena merupakan Blok Kesehatan. Ambon digunakan untuk Blok A, Cirebon untuk Blok C, Demak untuk Blok D, Ende untuk Blok E, serta Hawaii untuk Blok H.  

Blok A, B, dan C yang memiliki lima sayap bangunan menjadi blok terbesar dengan masing-masing jumlah penghuni di sekitar 500-600 WBP. Sementara itu Blok H merupakan blok eksklusif yang penghuninya sebagian besar WBP berkantong tebal.

Pernahkah Anda membayangkan makan sudah ada yang menyiapkan dan pada waktunya diantar ke hadapan kita tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun. Saat bepergian pengawal dengan setia menyertai kita. Bahkan tidur pun kita dijaga. 

Itulah kami para tahanan dan narapidana yang menjadi penghuni kamar-kamar penjara di rutan-rutan dan Lapas-Lapas.

Sampai di sini bisa dikatakan memang hidup di penjara itu enak. Ini setidaknya berlaku bagi sebagian narapidana yang merasa hidup di luar sana teramat berat untuk dijalani. Karenanya bagi mereka kembali ke penjara adalah pilihan terbaik.

Saat mereka bebas, mereka melakukan apapun tanpa rasa takut akan kembali dihukum. 

Karena bagi mereka penjara adalah tempat yang paling nyaman untuk hidup. 

Saya menyaksikan banyak banyak datang napi baru padahal mereka bebas saat saya sudah ada di situ. Mereka ini hanya sempat beberapa bulan saja menghirup udara bebas.

Senyaman apakah hidup di penjara?

Mari kita lihat Lapas Porong tempat saya 34 bulan 'mondok'. Jangan bayangkan penjara itu seperti di film-film dimana penghuninya dikurung di dalam kerangkeng jeruji besi selama 24 jam setiap harinya. 

Ada memang yang seperti itu, yakni di Lapas-lapas dengan status maximun security seperti di Lapas Gunung Sindur di Bogor, atau di salah satu dari beberapa Lapas di Nusakambangan. 

Di Lapas-lapas umumnya di Indonesia, napi berada di 'kamarnya' hanya malam hari saja (mulai jam 5 sore sampai jam 6 pagi) dan beberapa menit saat apel siang. Selebihnya para WBP berada di luar kamar dengan berbagai aktivitas yang bisa dilakukan.

Ada banyak aktivitas positif yang bisa dilakukan seperti olahraga misalnya. Di Lapas Porong tersedia sarana olahraga yang cukup representatif. Sebuah lapangan besar yang berada di tengah-tengah kompleks lapas, terdiri dari Lapang Sepakbola berukuran standar, lapang bola voli dengan lantai semen, dan sebuah Ring Basket serta sirkuit BMX menjadi pusat kegiatan para WBP.

Lapangan ini dikelilingi jalan aspal selebar 3,5 meter. Di antara lapangan dan jalan terdapat selasar selebar 3 meter beratap asbes dan berlantai keramik. Jadi meski dalam kondisi hujan gerimis misalnya, aktivitas joging masih bisa dilakukan. 

Terdapat juga sebuah lapangan tenis yang cukup bagus, sebuah lapangan bulu tangkis, dan beberapa meja pingpong.

Para WBP yang beragama Islam juga bisa mengikuti unit-unit kegiatan seperti pesantren dan madrasah. Sementara bagi Umat Kristiani tersedia sebuah Gereja yang cukup representatif yang secara rutin mendapat kunjungan jemaat dari gereja lain di luar lapas untuk bersama-sama melakukan ibadah keagamaannya.

WBP juga bisa bergabung di Unit Kegiatan Pramuka, Membatik, Kesenian Tradisional, dan Band serta Program Kejar Paket A bagi yang ingin punya ijazah SMA.

Para WBP bisa juga bersenang-senang menikmati suasana pedesaan di areal pertanian dengan bercocok tanam dan beternak ikan, ayam, bebek, atau kambing. WBP juga bisa bekerja di unit menjahit, pabrik mebel, pabrik tahu, dan pabrik es yang semuanya ada di dalam lapas.

Khusus untuk pabrik mebel dengan serapan tenaga kerja cukup banyak, mereka yang bekerja di situ mendapatkan imbalan sesuai dengan peraturan dari Kementerian Hukum dan HAM, dimana uang imbalan yang menjadi haknya sebagian akan disimpan oleh pihak lapas untuk bekal saat mereka bebas. 

Sedangkan unit-unit kerja produktif lainnya seperti menjahit, pabrik es, pabrik tahu, dan pertanian imbalan para pekerjanya fleksibel sesuai kesepakatan dengan 'pemilik' unit kerja itu.

WBP juga punya kesempatan untuk menjadi tamping (tahanan pendamping). Mereka adalah sukarelawan yang bekerja di organ-organ lapas, di blok hunian dan unit-unit kerja/kegiatan. 

Para WBP yang bekerja di blok-blok, masjid, gereja, dan beberapa unit dengan jumlah tamping yang cukup banyak dipimpin oleh seorang Tamping Utama (Tama) atau lebih dikenal dengan sebutan pemuka (PK). Para PK inilah yang menjadi penghubung WBP dengan pihak lapas.

Secara teratur beberapa kali dalam setahun lapas juga menyelenggarakan Pelatihan Kerja Bersertifikat bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja.

Di lapas (juga di rutan), ruang-ruang hunian tidak disebut 'sel' tapi 'kamar'. Secara fisik bangunan memang lebih tepat disebut kamar. Sedangkan 'sel' hanya digunakan untuk menyebut ruangan tempat seorang napi yang mendapat 'tambahan' hukuman khusus karena melakukan pelanggaran berat.

Ini yang mungkin Anda pernah mendengarnya dengan 'sel tikus', sebuah sel berukuran sekitar 2x1,5 meter. Di situ seorang WBP tinggal selama 24 jam dalam sehari, termasuk tidur, makan, dan buang air.

Sisi humanis dari Lapas Porong

Dari beberapa WBP yang pernah menjadi napi di 3 sampai 4 lapas, saya bisa menyimpulkan bahwa Lapas Porong ini adalah lapas yang paling nyaman 'dihuni' serta paling humanis dalam memperlakukan WBP. Sisi manusiawi ini memang menjadi hal yang paling menonjol dari Lapas Porong dibandingkan lapas-lapas lain.

Meski tidak tertulis, pendekatan kemanusiaan tampaknya telah menjadi budaya kerja lapas.  Sering kali terlihat petugas mengobrol akrab dengan WBP. Di porong tidak ada penggunaan kata 'sipir'. Para WBP menyebut petugas dengan 'bapaknya'.

Sering kali pula terlihat saat melintas dengan sepeda patroli tiba-tiba berhenti merogoh saku celana mengeluarkan selembar lima ribuan dan memberikannya kepada seorang WBP. Berbagi sebatang rokok kepada WBP bukanlah hal yang aneh yang dilakukan oleh petugas.

Terdapat 8 blok di Lapas Porong ini, terdiri dari 6 blok hunian, 1 blok pengamanan dan 1 blok kesehatan. Untuk blok hunian masing-masing terdiri dari 1-5 sayap bangunan dengan setiap sayapnya terdiri dari 6 kamar besar dan 6 kamar kecil, kecuali Blok F yang hanya memiliki 2 kamar kecil. Total ada 19 sayap hunian yang berarti ada 114 kamar besar dan 110 kamar kecil yang menjadi hunian WBP.

Setiap kamar dilengkapi kamar mandi dengan kloset jongkok. Kamar besar didesain untuk sekitar 10 orang dan kamar kecil untuk 1 orang. Jadi secara total kapasitas lapas ini sekitar 1.250 -- 1.500 orang. 

Saat saat saya masuk, jumlah penghuninya lebih dari 2.600 orang. Ini yang sering diberitakan sebagai over kapasitas.

Di luar blok-blok hunian, blok pengamanan dan blok kesehatan, terdapat 2 tempat ibadah yakni sebuah masjid yang bisa menampung salat berjamaah sampai 1.500 orang dan sebuah gereja. 

Sebuah klinik dengan 2 dokter umum dan 1 dokter gigi serta beberapa perawat siap memberikan pelayanan kesehatan.

Terdapat sebuah Taman Baca dan Perpustakaan dengan koleksi ratusan judul buku yang bisa dipinjam oleh WBP untuk dibaca di kamar masing-masing. Bagi WBP yang tidak ingin kehilangan informasi aktual di luar, di Taman Baca juga tersedia koran harian yang bisa dibaca di tempat.

Sebuah Pujasera, 2 warung makan, 1 warung bakso, dan beberapa kantin di tiap blok siap melayani mereka yang butuh tambahan makan dan kebutuhan lainnya. Terdapat juga sebuah minimarket, sebuah  toko, dan 1 warung telepon.

Juga sebuah 'pasar' yang menjual berbagai kebutuhan masak memasak. Bagi yang ingin masak sendiri di kamar bisa beli bahan-bahannya di sini. Terakhir, terdapat juga jasa laundry dan 3 outlet tukang potong rambut yang siap merapikan rambut para WBP.

Bertemu keluarga, sahabat atau yang lainnya? Sebuah tempat kunjungan disediakan untuk itu berupa 2 pendopo terbuka plus belasan payung seperti yang sering dilihat di cafe atau rumah makan. Sebuah Pujasera yang hanya buka selama jam kunjungan melengkapi tempat kunjungan itu.

Semua kebutuhan WBP secara minimal tersedia di sini. Ada seloroh di kalangan WBP yang cukup pas untuk ini, yaitu "Opo ae ono, kajaba bojo" (apa saja ada, kecuali istri). Tentu saja asal punya cukup uang karena hidup di penjara itu ternyata tidak gratis.

Ternyata enak juga ya di penjara itu. Tapi adakah sahabat pembaca yang mau jadi penghuninya? 

Salam. Winardi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun