Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisahku di Penjara: Hidup Nyaman di Penjara (Bagian 8)

10 Maret 2022   05:53 Diperbarui: 10 Maret 2022   05:59 2857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kisah narapidana | Foto diambil dari Shutterstock

Sering kali pula terlihat saat melintas dengan sepeda patroli tiba-tiba berhenti merogoh saku celana mengeluarkan selembar lima ribuan dan memberikannya kepada seorang WBP. Berbagi sebatang rokok kepada WBP bukanlah hal yang aneh yang dilakukan oleh petugas.

Terdapat 8 blok di Lapas Porong ini, terdiri dari 6 blok hunian, 1 blok pengamanan dan 1 blok kesehatan. Untuk blok hunian masing-masing terdiri dari 1-5 sayap bangunan dengan setiap sayapnya terdiri dari 6 kamar besar dan 6 kamar kecil, kecuali Blok F yang hanya memiliki 2 kamar kecil. Total ada 19 sayap hunian yang berarti ada 114 kamar besar dan 110 kamar kecil yang menjadi hunian WBP.

Setiap kamar dilengkapi kamar mandi dengan kloset jongkok. Kamar besar didesain untuk sekitar 10 orang dan kamar kecil untuk 1 orang. Jadi secara total kapasitas lapas ini sekitar 1.250 -- 1.500 orang. 

Saat saat saya masuk, jumlah penghuninya lebih dari 2.600 orang. Ini yang sering diberitakan sebagai over kapasitas.

Di luar blok-blok hunian, blok pengamanan dan blok kesehatan, terdapat 2 tempat ibadah yakni sebuah masjid yang bisa menampung salat berjamaah sampai 1.500 orang dan sebuah gereja. 

Sebuah klinik dengan 2 dokter umum dan 1 dokter gigi serta beberapa perawat siap memberikan pelayanan kesehatan.

Terdapat sebuah Taman Baca dan Perpustakaan dengan koleksi ratusan judul buku yang bisa dipinjam oleh WBP untuk dibaca di kamar masing-masing. Bagi WBP yang tidak ingin kehilangan informasi aktual di luar, di Taman Baca juga tersedia koran harian yang bisa dibaca di tempat.

Sebuah Pujasera, 2 warung makan, 1 warung bakso, dan beberapa kantin di tiap blok siap melayani mereka yang butuh tambahan makan dan kebutuhan lainnya. Terdapat juga sebuah minimarket, sebuah  toko, dan 1 warung telepon.

Juga sebuah 'pasar' yang menjual berbagai kebutuhan masak memasak. Bagi yang ingin masak sendiri di kamar bisa beli bahan-bahannya di sini. Terakhir, terdapat juga jasa laundry dan 3 outlet tukang potong rambut yang siap merapikan rambut para WBP.

Bertemu keluarga, sahabat atau yang lainnya? Sebuah tempat kunjungan disediakan untuk itu berupa 2 pendopo terbuka plus belasan payung seperti yang sering dilihat di cafe atau rumah makan. Sebuah Pujasera yang hanya buka selama jam kunjungan melengkapi tempat kunjungan itu.

Semua kebutuhan WBP secara minimal tersedia di sini. Ada seloroh di kalangan WBP yang cukup pas untuk ini, yaitu "Opo ae ono, kajaba bojo" (apa saja ada, kecuali istri). Tentu saja asal punya cukup uang karena hidup di penjara itu ternyata tidak gratis.

Ternyata enak juga ya di penjara itu. Tapi adakah sahabat pembaca yang mau jadi penghuninya? 

Salam. Winardi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun