Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisahku di Penjara: Hidup Nyaman di Penjara (Bagian 8)

10 Maret 2022   05:53 Diperbarui: 10 Maret 2022   05:59 2857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kisah narapidana | Foto diambil dari Shutterstock

Sampai di sini bisa dikatakan memang hidup di penjara itu enak. Ini setidaknya berlaku bagi sebagian narapidana yang merasa hidup di luar sana teramat berat untuk dijalani. Karenanya bagi mereka kembali ke penjara adalah pilihan terbaik.

Saat mereka bebas, mereka melakukan apapun tanpa rasa takut akan kembali dihukum. 

Karena bagi mereka penjara adalah tempat yang paling nyaman untuk hidup. 

Saya menyaksikan banyak banyak datang napi baru padahal mereka bebas saat saya sudah ada di situ. Mereka ini hanya sempat beberapa bulan saja menghirup udara bebas.

Senyaman apakah hidup di penjara?

Mari kita lihat Lapas Porong tempat saya 34 bulan 'mondok'. Jangan bayangkan penjara itu seperti di film-film dimana penghuninya dikurung di dalam kerangkeng jeruji besi selama 24 jam setiap harinya. 

Ada memang yang seperti itu, yakni di Lapas-lapas dengan status maximun security seperti di Lapas Gunung Sindur di Bogor, atau di salah satu dari beberapa Lapas di Nusakambangan. 

Di Lapas-lapas umumnya di Indonesia, napi berada di 'kamarnya' hanya malam hari saja (mulai jam 5 sore sampai jam 6 pagi) dan beberapa menit saat apel siang. Selebihnya para WBP berada di luar kamar dengan berbagai aktivitas yang bisa dilakukan.

Ada banyak aktivitas positif yang bisa dilakukan seperti olahraga misalnya. Di Lapas Porong tersedia sarana olahraga yang cukup representatif. Sebuah lapangan besar yang berada di tengah-tengah kompleks lapas, terdiri dari Lapang Sepakbola berukuran standar, lapang bola voli dengan lantai semen, dan sebuah Ring Basket serta sirkuit BMX menjadi pusat kegiatan para WBP.

Lapangan ini dikelilingi jalan aspal selebar 3,5 meter. Di antara lapangan dan jalan terdapat selasar selebar 3 meter beratap asbes dan berlantai keramik. Jadi meski dalam kondisi hujan gerimis misalnya, aktivitas joging masih bisa dilakukan. 

Terdapat juga sebuah lapangan tenis yang cukup bagus, sebuah lapangan bulu tangkis, dan beberapa meja pingpong.

Para WBP yang beragama Islam juga bisa mengikuti unit-unit kegiatan seperti pesantren dan madrasah. Sementara bagi Umat Kristiani tersedia sebuah Gereja yang cukup representatif yang secara rutin mendapat kunjungan jemaat dari gereja lain di luar lapas untuk bersama-sama melakukan ibadah keagamaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun