Bang Imron berlari tergopoh-gopoh membawa sebungkus ikan asap. Ia memberikan itu sebagai oleh-oleh. Segaris senyum dan tatapan haru membuatku kembali teringat bapak.
Senja datang dan pergi tanpa permisi. Dan aku masih terus mengenang. Bukankah ada janji yang harus ditepati. Dan banyak kisah yang harus diceritakan. Meski kutahu bapak takkan kembali. Di lautan kutitipkan do'a.
***
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Ditulis oleh Indra Rahadian untuk Inspirasiana.
Tulisan ini berhak cipta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H