Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membiasakan Diri atau Mendirikan Kebiasaan, Apa Salah Tuak?

16 November 2020   06:23 Diperbarui: 16 November 2020   07:04 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menampung air nira, bahan membuat tuak (Dokpri)

Bahkan terkadang hal itu menyangkut keyakinannya. Kita tentu saja sudah semestinya hanya memilih untuk melakukan apa yang memang perlu dan penting untuk kita lakukan. Di luar itu hanyalah hiburan, dan tidak ada batasan tunggal bagaimana orang bisa merasa terhibur.

Memilih antara "membiasakan diri minum tuak supaya tahan", atau "menahan diri untuk membiasakan tidak minum tuak", dalam kasus saya, untuk kebaikan saya sendiri mungkin lebih baik tidak usah meminum tuak. Apabila takbiasa, diri sendiri menjadi malu dan menyesal karenanya, karena salah menyajikan hidangan kepada kalimbubu, "dibata ni idah", tuhan yang terlihat.

#savetuak

Ditulis oleh TT untuk Inspirasiana (Ed: A5)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun