Bahkan terkadang hal itu menyangkut keyakinannya. Kita tentu saja sudah semestinya hanya memilih untuk melakukan apa yang memang perlu dan penting untuk kita lakukan. Di luar itu hanyalah hiburan, dan tidak ada batasan tunggal bagaimana orang bisa merasa terhibur.
Memilih antara "membiasakan diri minum tuak supaya tahan", atau "menahan diri untuk membiasakan tidak minum tuak", dalam kasus saya, untuk kebaikan saya sendiri mungkin lebih baik tidak usah meminum tuak. Apabila takbiasa, diri sendiri menjadi malu dan menyesal karenanya, karena salah menyajikan hidangan kepada kalimbubu, "dibata ni idah", tuhan yang terlihat.
Ditulis oleh TT untuk Inspirasiana (Ed: A5)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H