Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Manusia Suka Mengeluh? Sebuah Refleksi tentang Psikologi Keluhan

12 Desember 2024   15:38 Diperbarui: 12 Desember 2024   15:38 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Filipi (Filipi 2:14) menasihatkan, "Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut atau berbantah-bantahan." Pandangan ini menggarisbawahi pentingnya sikap menerima dan bersyukur sebagai bentuk pengakuan atas kasih karunia Tuhan.

Mengubah Keluhan Menjadi Syukur

Bagaimana kita bisa mengatasi kecenderungan untuk mengeluh? Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengubah keluhan menjadi sikap yang lebih positif:

Pertama: Melatih Kesadaran Diri: Mindfulness atau kesadaran penuh dapat membantu seseorang mengenali pola pikir negatif sebelum keluhan terucap. Dalam bukunya "The Miracle of Mindfulness" (Hanh, 1975, Boston: Beacon Press, hlm. 72), Thich Nhat Hanh menekankan pentingnya melatih diri untuk hidup pada saat ini dan menerima segala keadaan dengan tenang.

Kedua: Meningkatkan Rasa Syukur: Penelitian oleh Emmons dan McCullough dalam jurnal "Journal of Personality and Social Psychology" (2003, Vol. 84, No. 2, hlm. 377-389) menunjukkan bahwa rasa syukur dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi keluhan. Dengan berfokus pada hal-hal yang kita miliki, kita dapat melihat sisi positif dari situasi apa pun.

Ketiga: Mencari Solusi, Bukan Sekadar Mengeluh: Keluhan yang produktif adalah keluhan yang diikuti dengan tindakan untuk memperbaiki keadaan. Daripada mengeluh tentang panas atau hujan, kita bisa mencari cara untuk beradaptasi, seperti menggunakan pendingin ruangan saat panas atau membawa payung saat hujan.

Manusia memang makhluk yang tidak pernah berhenti mengeluh, tetapi dengan kesadaran dan latihan, keluhan dapat diubah menjadi alat untuk refleksi diri dan perbaikan. 

Seperti yang dikatakan oleh Viktor Frankl dalam "Man's Search for Meaning" (1946, Boston: Beacon Press, hlm. 112), "Antara stimulus dan respons, ada ruang. Di ruang itu terletak kekuatan kita untuk memilih respons kita." 

Mari kita gunakan ruang itu untuk memilih rasa syukur daripada keluhan, dan menerima kehidupan dengan segala dinamika yang menyertainya.

Salam berbagi, Ino, 12.12.2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun