Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Filipi (Filipi 2:14) menasihatkan, "Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut atau berbantah-bantahan." Pandangan ini menggarisbawahi pentingnya sikap menerima dan bersyukur sebagai bentuk pengakuan atas kasih karunia Tuhan.
Mengubah Keluhan Menjadi Syukur
Bagaimana kita bisa mengatasi kecenderungan untuk mengeluh? Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengubah keluhan menjadi sikap yang lebih positif:
Pertama:Â Melatih Kesadaran Diri: Mindfulness atau kesadaran penuh dapat membantu seseorang mengenali pola pikir negatif sebelum keluhan terucap. Dalam bukunya "The Miracle of Mindfulness" (Hanh, 1975, Boston: Beacon Press, hlm. 72), Thich Nhat Hanh menekankan pentingnya melatih diri untuk hidup pada saat ini dan menerima segala keadaan dengan tenang.
Kedua:Â Meningkatkan Rasa Syukur: Penelitian oleh Emmons dan McCullough dalam jurnal "Journal of Personality and Social Psychology" (2003, Vol. 84, No. 2, hlm. 377-389) menunjukkan bahwa rasa syukur dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi keluhan. Dengan berfokus pada hal-hal yang kita miliki, kita dapat melihat sisi positif dari situasi apa pun.
Ketiga:Â Mencari Solusi, Bukan Sekadar Mengeluh: Keluhan yang produktif adalah keluhan yang diikuti dengan tindakan untuk memperbaiki keadaan. Daripada mengeluh tentang panas atau hujan, kita bisa mencari cara untuk beradaptasi, seperti menggunakan pendingin ruangan saat panas atau membawa payung saat hujan.
Manusia memang makhluk yang tidak pernah berhenti mengeluh, tetapi dengan kesadaran dan latihan, keluhan dapat diubah menjadi alat untuk refleksi diri dan perbaikan.Â
Seperti yang dikatakan oleh Viktor Frankl dalam "Man's Search for Meaning" (1946, Boston: Beacon Press, hlm. 112), "Antara stimulus dan respons, ada ruang. Di ruang itu terletak kekuatan kita untuk memilih respons kita."Â
Mari kita gunakan ruang itu untuk memilih rasa syukur daripada keluhan, dan menerima kehidupan dengan segala dinamika yang menyertainya.
Salam berbagi, Ino, 12.12.2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H