Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Liberalisasi Sistem Parliamentary Threshold, Tantangan Integritas dan Stabilitas Politik

7 Maret 2024   04:00 Diperbarui: 8 Maret 2024   10:51 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liberalisasi sistem parliamentary threshold, tantangan integritas dan stabilitas politik | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Apapun kebijakan yang ada terkait ambang batas parlemen tentu saja berujung pada rujukan kondisi bangsa yang lebih aman dan sejahtera. 

Evaluasi, analisis dan kajian-kajian perspektif harus dibuat sekian dalam, supaya prediksi dan konstruksi buruk sebagai konsekuensi logis dari liberalisasi sistem parliamentary threshold tidak mencapai puncak kenyataannya.

Catatan Kritis: Budaya Massal dan Abstraksi

Tanpa banyak disadari oleh tuntutan banyak pihak yang berkehendak membuka ruang kebebasan ambang batas parlemen ini, sebenarnya liberalisasi itu sendiri dekat dengan afirmasi budaya massal.

Budaya massal selalu mungkin lepas dari kendali dan kritisi ketat terkait kontrol konseptual dan gagasan-gagasan yang menopang keutuhan bangsa ini.

Hal ini semakin dimungkinkan karena dalam keadaan "Massal" orang tidak bisa menemukan sebuah abstraksi dari landasan konsep yang ada dibalik kepentingan partai-partai politik.

Dalam hal ini, budaya massal itu sendiri mengajarkan kepada publik tentang cara membungkus kepentingan dalam bingkisan hidden agenda.

Nah, jika itu yang terjadi, maka di negara ini tidak bisa lagi orang berbicara tentang transparansi. Oleh karena itu, pembatasan keterlibatan secara politis selalu lebih efektif daripada massal tanpa abstraksi konsep dan gagasan.

Salam berbagi, Ino, 7 Maret 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun