Apa yang didapatkan itu bukan materi yang diukur dengan nilai tertentu, tetapi lebih dari itu suatu kepuasan batin.
Karya-karya kecil, percikan ide-ide lepas saat perjalanan, di pinggir pantai, di atas pesawat, pada momen perjumpaan dengan orang lain yang berbeda bahasa, warna kulit, budaya, dan agama, tanggapan atas situasi sosial politik dan aneka ragam topik lainnya ternyata memperkaya wawasan sendiri.
Sebuah wawasan yang tidak terpendam dalam kedalaman akal yang tidak bisa diselami, melainkan wawasan terbuka yang bisa dibaca publik dan dunia.
Kado seni dan kreativitas itu tidak dicari, tetapi merupakan hasil yang juga tidak dikejar; semata-mata penghargaan dari orang lain karena di mata mereka seseorang itu memiliki andil.
Satu hal yang sangat berarti adalah bahwa dengan menerima kado itu, seseorang merasa dirinya diperhitungkan dan tidak ada yang sia-sia dari bentuk keterlibatannya selama ini.
Melalui kado dan bingkisan tanda mata itu, seseorang merasa bahwa kita semakin dekat meski kita tidak memiliki janji dan saksi.
Dan itu berarti di sana tumbuhnya komitmen pribadi untuk mendedikasikan diri dalam keterlibatan untuk misi tertentu.
Misi untuk berbagi inspirasi dengan literasi kehidupan itu memang penting untuk disebarluaskan saat ini. Ya, saat dunia dijepit oleh berbagai arus digitalisasi dan perubahan politik global seperti sekarang ini.
Dunia kita tidak hanya berhenti dengan kekaguman pada kemajuan digital, tetapi semua itu harus tetap menopang kemanusiaan dan nilai-nilai kehidupan.
Salam berbagi, Ino, 29 Desember 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H