Kado sejati terletak dalam dedikasi dan keterlibatan kita untuk membuat setiap momen berarti | Ino Sigaze.
Hati siapa yang tidak melonjak kegirangan saat menerima kado? Kado umumnya diberikan kepada seseorang yang dikenal. Kenyataan menunjukkan bahwa kado sering disebut secara berbeda oleh pemberi dan penerima.
Apalagi soal pesan dan makna dari sebuah kado, lebih beragam lagi. Masing-masing orang bisa menginterpretasinya secara berbeda, apa arti dari sebuah kado.
Kado itu erat sekali kaitannya dengan gratis atau pro Deo atau sebagai imbalannya dari Allah (in return for). Oleh karena Allah itu adalah sang Pemberi, maka ketika seseorang memberi, ia telah meniru cara Allah sendiri yang murah hati dan ikhlas memberi.
Tulisan ini mencoba merefleksikan kado dari segi spiritualitasnya. Ada gagasan apa saja yang muncul dari sebuah kado yang dikirim seseorang kepada orang lain.
1. Kado Penghargaan dan Tanda Terima Kasih
Seseorang atau suatu perusahaan tidak asal memberi kado. Mereka memberikan kado umumnya kepada orang-orang yang memiliki hubungan dengan perusahaan mereka.
Pemberian kado seperti itu umumnya berkaitan dengan momen tertentu, misalnya hari ulang tahun, hari pernikahan, hari Lebaran, hari Natal, dan seterusnya.
Namun, ada juga perusahaan yang memiliki cara pandang berbeda, dan mereka dapat memberikan kado kepada orang-orang tertentu, meskipun orang itu tidak memiliki ikatan relasi dengan seseorang atau dengan suatu perusahaan.
Kado bisa diberikan dengan kepentingan sosial di baliknya. Ungkapan pemberian kado itu pertama-tama berarti penerima kado itu berharga bagi pemberi.
Rasa berharga itu berkaitan dengan andil, peran, dan keterlibatan seseorang dalam suatu visi tertentu. Entah itu untuk pendidikan literasi atau juga berbagi informasi, opini, dan gagasan-gagasan lainnya.
Kado tampaknya sesederhana apa pun, namun daya ikatan secara emosional selalu ada. Saya jadi ingat kisah kecil di Jerman. Orang Jerman senang sekali menulis kartu ucapan.
Kartu ucapan bagi mereka adalah sebuah kado. Kado kata-kata itu sangat berarti bagi mereka. Mereka bisa membaca dan menyimpan itu menjadi sebuah kenangan.
Pesannya bahwa "kamu tidak jauh dari saya" dan kita masih terhubung dalam rasa.
2. Kado Apresiasi atas Dedikasi
Kado apresiasi atas dedikasi bisa menjadi sebuah cerita yang penuh makna. Kado dalam konteks penerimaan seperti itu memang pantas dikenang dan direfleksikan.
Dedikasi dalam ucapan bahasa Jerman berarti Hingabe. Hingabe itu selain berarti pengabdian tanpa pamrih, tetapi juga berarti suatu keterlibatan batin yang besar.
Suatu pengabdian dengan keterlibatan batin yang besar itu memang pantas diapresiasi. Dalam konteks itu sebenarnya bukan soal besarnya sebuah kado, tetapi lebih dari itu arti dari sebuah kado.
Saya ingat pada 14 Desember lalu saya mendapatkan email dari Kompasiana bahwa saya mendapatkan sertifikat online dan voucher premium serta satu tanda mata. Sebagai bentuk apresiasi berkaitan dengan keterlibatan dalam literasi di Kompasiana, tentu saja saya sangat senang.
Setelah menunggu 14 hari, saya mendapatkan paket kiriman itu. Saya sungguh bahagia karena saya sama sekali tidak mengharapkan itu.
Kado apresiasi itu bagi saya telah berubah menjadi kado kejutan bahagia di akhir tahun 2023. Refleksi atas semua itu tentu saja bahwa pengabdian tanpa balas jasa dan imbalan selalu membuahkan penghargaan yang tidak terduga.
3. Kado Seni dan Kreativitas dalam Menulis
Sejak awal saya menulis, saya sudah punya komitmen bahwa saya menulis tidak untuk mengejar uang. Bagi saya, komitmen itu telah menjadi spirit yang menggerakan saya menulis di Kompasiana, namun ternyata ketika saya menulis dengan serius, di situlah saya memperoleh penghargaan.
Tampaknya bahwa menulis itu tidak pernah sia-sia. Orang bisa mendapatkan sesuatu dari kreativitas menulis.Â
Apa yang didapatkan itu bukan materi yang diukur dengan nilai tertentu, tetapi lebih dari itu suatu kepuasan batin.
Karya-karya kecil, percikan ide-ide lepas saat perjalanan, di pinggir pantai, di atas pesawat, pada momen perjumpaan dengan orang lain yang berbeda bahasa, warna kulit, budaya, dan agama, tanggapan atas situasi sosial politik dan aneka ragam topik lainnya ternyata memperkaya wawasan sendiri.
Sebuah wawasan yang tidak terpendam dalam kedalaman akal yang tidak bisa diselami, melainkan wawasan terbuka yang bisa dibaca publik dan dunia.
Kado seni dan kreativitas itu tidak dicari, tetapi merupakan hasil yang juga tidak dikejar; semata-mata penghargaan dari orang lain karena di mata mereka seseorang itu memiliki andil.
Satu hal yang sangat berarti adalah bahwa dengan menerima kado itu, seseorang merasa dirinya diperhitungkan dan tidak ada yang sia-sia dari bentuk keterlibatannya selama ini.
Melalui kado dan bingkisan tanda mata itu, seseorang merasa bahwa kita semakin dekat meski kita tidak memiliki janji dan saksi.
Dan itu berarti di sana tumbuhnya komitmen pribadi untuk mendedikasikan diri dalam keterlibatan untuk misi tertentu.
Misi untuk berbagi inspirasi dengan literasi kehidupan itu memang penting untuk disebarluaskan saat ini. Ya, saat dunia dijepit oleh berbagai arus digitalisasi dan perubahan politik global seperti sekarang ini.
Dunia kita tidak hanya berhenti dengan kekaguman pada kemajuan digital, tetapi semua itu harus tetap menopang kemanusiaan dan nilai-nilai kehidupan.
Salam berbagi, Ino, 29 Desember 2023.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI