Spiritualitas cinta perlu diajarkan bukan hanya untuk mengetahui, tetapi juga untuk menjadikan sekolah itu sendiri sebagai sekolah cinta.
Dari sekolah cinta ini, orangtua dapat berharap agar anak-anak mereka mengenal cinta, memiliki cinta kasih, dan mengamalkannya.
Sekolah cinta dapat ada di mana saja.
Konsep sekolah cinta sebenarnya pernah diungkapkan oleh seorang biarawati dari kota Lisieux, Perancis, yaitu Santa Theresia dari Lisieux.
Bagi Theresia, rumah adalah salah satu sekolah cinta. Di sana, dia belajar untuk mengenal dan mencintai sesama, termasuk orang yang menyakitinya.
Dalam kerangka berpikir seperti itu, kita tidak harus membebani orangtua atau guru sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab dalam mendidik anak.
Tanggung Jawab Pengajaran Spiritualitas Cinta
Umumnya orang berpikir bahwa tanggung jawab untuk mengajarkan cinta adalah tanggung jawab semua orang.
Dan rumah dapat menjadi tempat pertama sebagai sekolah cinta. Dalam pandangan saya, rahim ibu adalah rahim cinta dan pengampunan.
Oleh karena itu, pendidikan pertama sebenarnya dimulai di dalam rahim ibu selama sembilan bulan.
Refleksi dan kritik harus ditujukan juga kepada kaum ibu, sejauh mana mereka menyadari bahwa pendidikan atau sekolah cinta dimulai sejak dalam kandungan?
Tentu saja, sang bapak juga memiliki peran besar dalam menciptakan sekolah cinta dalam rahim ibu.