Dari penjelasan mengenai apa itu spiritualitas, jelas terlihat bahwa kata ini memiliki makna yang penting. Namun, pada kenyataannya, kata ini jarang dibicarakan, tidak hanya di rumah, tetapi juga di sekolah, bahkan dalam masyarakat umum dan universitas.
Pendidikan tidak hanya memerlukan kontinuitas yang terus diperbarui dengan dimensi kebaruan, tetapi juga memerlukan pemahaman dan penghidupan kata-kata baru.
Kata-kata seperti spiritualitas masih terdengar asing bagi orangtua dan guru, juga bagi siswa-siswi.
Kita tidak boleh melupakan bahwa pendidikan juga tentang cara hidup. Kita mendidik siswa tidak hanya agar mereka memahami teorinya, tetapi juga agar mereka menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa yang berilmu, taat, sopan, ramah, tahu menghormati guru, orangtua, dan sesama mereka, serta tekun beribadah, adalah nilai-nilai penting yang tidak hanya berhenti pada pemahaman teoritis, tetapi juga harus tercermin dalam kehidupan siswa itu sendiri.
Keseimbangan Teori dan Praktik
Pendidikan kita selama ini lebih menekankan teori daripada praktik. Seringkali, teori hanya diajarkan selama satu semester, sementara praktiknya hanya sehari.Â
Bahkan di tingkat universitas, teori diajarkan selama empat tahun, tetapi praktiknya hanya selama satu tahun.
Saya rasa belum ada yang benar-benar memahami sejauh mana pentingnya praktik.
Padahal, praktik tidak hanya tentang mendapatkan nilai yang baik, tetapi juga tentang menginternalisasi menjadi bagian dari cara hidup atau spiritualitas.
Ketidakseimbangan ini telah berlangsung begitu lama hingga saat ini. Tidak heran jika siswa lulus pendidikan tanpa membawa perubahan pada cara hidup mereka.