Pembasuhan kaki dalam liturgi Kamis Putih adalah tindakan simbolis untuk memperingati perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya.
Dalam kisah alkitabiah ini, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kebesaran ada dalam pelayanan dan bahwa kita semua harus saling melayani.
Tradisi Gereja Katolik
Peristiwa ini disebut dalam tradisi Gereja sebagai "Mandatum" atau "Perintah Kasih".
Jadi perayaan Kamis Putih itu juga memberikan dasar tentang betapa pentingnya kerendahan hati dan amal kasih dalam kehidupan kita setiap hari.
Dalam iman Kristen, Kamis Putih adalah simbol perjamuan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya sebelum penyaliban-Nya.
Selama perayaan pada hari ini, Ekaristi dan Ruang Maha Kudus, tempat ditahtakan Sakramen Ekaristi selalu diberikan perhatian istimewa dan khususnya setelah perayaan liturgi itu telah berakhir.
Bahkan di banyak gereja orang menyebutnya adorasi penyembahan Sakramen Maha Kudus (Anbetung) dilangsungkan sepanjang malam secara bergantian.
Di Jerman sendiri, kesempatan itu hanya dilakukan selama satu jam secara bersama-sama, selanjutnya setiap orang diberikan kebebasan untuk mengunjungi secara pribadi.
Kamis Putih dan Institusi Ekaristi
Perayaan Malam Perjamuan Terakhir dikenal dan diakui sebagai perayaan yang memperingati institusi Yesus tentang Ekaristi.
Pada Perjamuan Tuhan dirayakan setiap tahun untuk maksud supaya terus mengingatkan orang percaya akan pentingnya pengorbanan Yesus dan rasa kebersamaan, persaudaraan dan pelayanan dalam komunitas.
Selama perjamuan Malam Terakhir, Yesus memecahkan roti dan membagikannya kepada murid-murid-Nya, dan Dia juga memberi mereka anggur, yang Dia sebut sebagai darah-Nya.Â