Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kamis Putih, Makna Ritus dan Catatan Katekismus

5 April 2023   15:03 Diperbarui: 6 April 2023   12:22 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembasuhan kaki dalam liturgi Kamis Putih adalah tindakan simbolis untuk memperingati perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya.

Dalam kisah alkitabiah ini, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kebesaran ada dalam pelayanan dan bahwa kita semua harus saling melayani.

Tradisi Gereja Katolik

Peristiwa ini disebut dalam tradisi Gereja sebagai "Mandatum" atau "Perintah Kasih".

Jadi perayaan Kamis Putih itu juga memberikan dasar tentang betapa pentingnya kerendahan hati dan amal kasih dalam kehidupan kita setiap hari.

Dalam iman Kristen, Kamis Putih adalah simbol perjamuan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya sebelum penyaliban-Nya.

Selama perayaan pada hari ini, Ekaristi dan Ruang Maha Kudus, tempat ditahtakan Sakramen Ekaristi selalu diberikan perhatian istimewa dan khususnya setelah perayaan liturgi itu telah berakhir.

Bahkan di banyak gereja orang menyebutnya adorasi penyembahan Sakramen Maha Kudus (Anbetung) dilangsungkan sepanjang malam secara bergantian.

Di Jerman sendiri, kesempatan itu hanya dilakukan selama satu jam secara bersama-sama, selanjutnya setiap orang diberikan kebebasan untuk mengunjungi secara pribadi.

Kamis Putih dan Institusi Ekaristi

Perayaan Malam Perjamuan Terakhir dikenal dan diakui sebagai perayaan yang memperingati institusi Yesus tentang Ekaristi.

Pada Perjamuan Tuhan dirayakan setiap tahun untuk maksud supaya terus mengingatkan orang percaya akan pentingnya pengorbanan Yesus dan rasa kebersamaan, persaudaraan dan pelayanan dalam komunitas.

Selama perjamuan Malam Terakhir, Yesus memecahkan roti dan membagikannya kepada murid-murid-Nya, dan Dia juga memberi mereka anggur, yang Dia sebut sebagai darah-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun