Tentu saja tidak semua daerah di Flores yang punya kebiasaan itu, tapi terasa itu cukup umum. Mungkinkah karena pesta pernikahan di tengah krisis covid19?
Dari kenyataan itu, terasa sekali bahwa budaya dan peradaban itu bisa saja berubah oleh karena selera zaman yang berbeda.Â
Dari beberapa kenyataan di atas, saya melihat ada beberapa kemungkinan, mengapa terjadi pergeseran budaya dalam memberikan hadiah pernikahan:
1. Generasi muda tidak banyak yang mengenal budaya dan tradisi adat istiadatnya
Faktor pendidikan yang berpusat di kota, menjadikan anak-anak generasi muda saat itu cuma berfokus pada budaya modern yang semata-mata bersembunyi dibalik amplop murah.
Siapa yang tahu berapa isinya dan dari siapa karena semua pakai amplop. Amplop itu menjadikan generasi muda kehilangan rasa malu. Berbeda dengan generasi 1990-an yang mengerti hadiah pernikahan itu sebagai "buah tangan".
Buah tangan artinya pada tangan mereka ada sesuatu yang mereka bawa dan tentu saja berarti. Saya jadi ingat, ada satu daerah di Flores yang memberikan hadiah dalam bentuk simbol buah tangan.
Mereka membawa sepotong tali plastik. Seutas tali itu artinya hadiahnya sapi satu ekor. Wow, paling kecil 2,5 juta sudah pasti. Bisa juga sampai 9 juta.
Ya, kemajuan zaman ini tanpa disadari kita sudah kehilangan simbol budaya yang punya arti besar untuk saling mendukung dan menopang kehidupan.
2. Pergantian generasi tanpa regenerasi nilai-nilai yang teratur dan baik
Kehilangan generasi tua yang bijak dengan wawasan budaya dan adat istiadat, serta kebijaksanaan lokal mereka tanpa disadari mempengaruhi pola pikir generasi baru saat ini.