Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

3 Model Pendekatan Ini Ampuh Meningkatkan Minat Baca Masyarakat, Anak Didik, dan Para Guru

4 Februari 2023   04:32 Diperbarui: 5 Februari 2023   03:00 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak sedang membaca buku di Yayasan Bustanul Hikmah milik Fauzi, penjual jamu di Sidoarjo, Minggu (7/4/2017).(KOMPAS.com/Rachmawati)

Buku itu juga bisa diselesaikan selama beberapa bulan. Ya, semua buku sesuai persyaratan itu bisa diselesaikan dalam waktu 2 tahun. 

Dari yang tidak biasa dan tidak bisa, akhirnya menjadi biasa membaca buku.

Ada kepuasan yang bisa dirasakan bahwa sekurang-kurangnya dalam hidup ini, pernah di tahun 1999-2000 pernah membaca Alkitab dan membaca 65 buku.

Buku-buku itu tidak hanya sekedar dibaca, tetapi selalu ada ringkasan dan refleksi singkat, dengan bubuhan informasi yang jelas, hari tanggal dan dari halaman berapa sampai halaman berapa saya membacanya.

Untung juga sih, saat belajar membaca dilatih juga sedikit demi sedikit menulis refleksi cuma satu halaman setiap hari. Pada awal dari proses itu terasa beratnya luar biasa, namun saat ini misalnya, hanya ada rasa syukur tak terhingga.

Dari proses sakit pada masa itu, ternyata bisa mengubah kebiasaan hidup saya hingga menjadi terbiasa sampai dengan saat ini. 

Dari latar belakang pengalaman itulah, saya menemukan gagasan bahwa tiga kelompok sasaran itu (masyarakat biasa, anak didik dan para guru) bisa diajak membaca dengan cara tertentu sesuai konteks masyarakat, konteks sekolah dan pendidikan di setiap jenjangnya dan juga konteks kebiasaan para guru.

Salam berbagi, ino, 4.02.2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun