Data-data ini menunjukkan bahwa Covid-19 sudah bisa diatasi. Selain itu, sebagian besar orang ingin kembali kepada suatu suasana seperti sebelum covid-19.
Sebuah suasana kerja dan perjumpaan dengan yang lainnya tanpa ada jaga jarak dan penggunaan masker sebagaimana layaknya tuntutan pada saat Covid-19 merupakan suasana yang dirindukan oleh sebagian besar manusia di muka bumi ini.
Jadi, WFO itu adalah bagian dari proklamasi kemerdekaan atas Covid-19.
2. Orang tidak suka dengan WFO karena orang harus berhadapan dengan kenyataan macet di jalanan
Kendala umum yang cukup mempengaruhi pertimbangan sebagian orang tidak suka WFO karena mau tidak mau harus mengalami resiko macet di jalan.
Resiko macet itu berdampak juga pada biaya dan waktu. Dari kenyataan itulah, orang mulai berpikir dari segi efektivitas sebagai hal yang lebih penting daripada sosialitas, bertemu orang lain.
Banyak waktu akan tidak dipakai secara efektif di jalan. Orang harus bangun pagi-pagi dan berjam-jam melakukan perjalanan, meninggalkan keluarga dan teman-teman.
Alasan seperti ini mungkin akan menjadi alasan kebanyakan orang Indonesia yang mendiami kota-kota besar seperti di daratan pulau Jawa.Â
Nah berbeda dengan kenyataan di Jerman misalnya, orang lebih suka WFO karena di sana ada kemungkinan untuk berjumpa dengan orang lain, teman-teman kerja.Â
Di rumah itu tentu saja merupakan hal yang membosankan (langweilig). Mereka tidak punya alasan karena fasilitas transportasi yang bagus dan memungkinkan mereka untuk pergi dan pulang secara aman dan lancar selalu ada.
3. Orang tidak suka WFO karena dari segi penghematan biaya pengeluaran yang akan menjadi lebih mahal