Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ada 5 Cerita Paling Penting dari 365 Hari

31 Desember 2022   03:41 Diperbarui: 31 Desember 2022   19:44 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada 5 cerita paling penting dari 365 hari |Dokumen pribadi oleh Ino.

Satu hal yang saya percaya adalah bahwa menulis itu bisa menyembuhkan; menulis itu semakin membuka cakrawala berpikir; menulis itu mendewasakan cara berpikir, menulis itu sama dengan mewariskan cerita hidup | Ino Sigaze.

Sebelum matahari terbenam dan detak waktu beranjak pergi meninggalkan lintas waktu 365 hari, sebagian besar orang yang mengenal media sosial pasti meninggalkan barisan kata-kata pada dinding medianya, entah di Facebook, IG, Twitter, dan lain sebagainya.

Umumnya barisan kata-kata itu tidak lagi bersentuhan dengan mencibir kehidupan orang lain, tetapi sebaliknya setiap orang masuk ke wilayah privatnya. Tentu saja apa yang dikatakan penting untuk dirinya dan bisa saja menyentuh hati sesamanya.

Ada bagian dari sesi kehidupan manusia selama setahun itu punya refleksi dengan aksen yang sama, meskipun berbeda cerita dan pengalamannya.

Ada 5 cerita tentang 365 hari yang umumnya mirip terjadi pada semua orang:

1. Cerita tentang keberuntungan 

Mustahil bagi manusia bahwa selama setahun itu tidak pernah mengalami satu hari keberuntungan. Ukuran paling minimalis tentunya orang bisa mengatakan hanya ada satu hari yang paling beruntung, akan tetapi jika mata dan hati kita jauh lebih terbuka lagi melihat ke dalam diri dan kehidupan kita, maka di sana ada 365 hari keberuntungan.

Siapa saja yang bisa menulis hari ini, tentu saja itu berarti dia memperoleh keberuntungan selama setahun. Keberuntungan yang paling penting yang sering dilupakan manusia ketika merenungkan tentang keberuntungan itu sendiri adalah bahwa kita bisa hidup selama 365 hari.

Mengapa bisa demikian? Sehebat-hebatnya manusia, ia tidak bisa berkuasa atas hidupnya sendiri. Nah, kalau masih bisa hidup selama 365 hari, itu berarti suatu keberuntungan luar biasa.

Baca juga: Malam Persimpangan

Dari kesadaran seperti ini, orang bisa menjadi lebih positif melihat dan menilai hidupnya. Keberuntungan berikutnya otomatis akan menyusul yakni orang pasti bisa bersyukur kepada Tuhan dan sesamanya.

Dari situlah setiap orang akan menemukan hari-hari keberuntungan dan satu momen untuk bersyukur secara sangat mengagumkan. Coba bayangkan kalau Tuhan itu menjual nafas setiap hari; dan siapa yang tidak membelinya, maka hidupnya akan berakhir, maka betapa kayanya Tuhan. 

Sehari 1 juta pasti orang mau, sehari 5 juta pasti juga orang mau, sehari 10 juta pasti juga orang mau, sehari 20 juta pasti juga ada yang mau, sehari 50 juta pasti ada juga yang mau dan seterusnya. Mengapa demikian?

Hidup itu begitu berarti dan uang itu bisa dicari. Itulah keberuntungan bagi kita semua, karena Tuhan tidak pernah menjual nafas hidup kepada setiap orang dengan harga berbeda-beda, tetapi Tuhan beri secara gratis untuk semuanya.

2. Cerita tentang kesehatan 

Dalam rentang waktu 365 hari itu pasti ada hari di mana kita berhadapan dengan tema kesehatan. Kesehatan pribadi dan keluarga tentu saja sangat mempengaruhi hidup kita.

Bahkan kesehatan dari teman-teman dekat kita, telah menyeret kita pada kecemasan dan macam-macam pertimbangan. Bagi saya pribadi tema kesehatan itu menjadi tema besar pada tahun 2022.

Saya masih ingat waktu itu tinggal seminggu saya mengikuti ujian, sementara itu saya menerima kabar bahwa ibuku tinggal 2 hari hidupnya. Vonis dokter itu membuat saya cepat-cepat ke Indonesia.

Dalam waktu 2 hari perjalanan saya menjumpai ibuku yang terkena kanker dengan hasil scan ukuran kanker kira-kira 20 cm panjangnya. Saat itu saya hadapi dengan tenang dan berusaha menerima apapun kenyataan yang akan terjadi pada ibuku.

Ya, dalam waktu 2 bulan tinggal di rumah merawat ibu, ternyata vonis dokter itu tidak selalu benar. Kehidupan itu benar-benar misteri. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan hidupnya dan hidup seseorang itu berakhir.

Saya bersyukur karena vonis dokter tidak terjadi dan ibuku hidup sampai dengan saat ini. Kejadian yang begitu membuat hati saya bersyukur di tahun 2022.

Mungkin kita punya pengalaman berbeda terkait kesehatan, namun pada prinsipnya jika kita mengalami kesembuhan, maka betapa besarnya rasa syukur itu muncul dari kedalaman hati kita.

3. Cerita tentang perjalanan

Setiap orang dalam setahun sudah pasti melakukan perjalanan, baik itu perjalanan jauh ke luar negeri, maupun ke luar kota maupun di dalam kota.

Perjalanan ke luar negeri tentu saja menjadi bagian dari pengalaman istimewa. Namun, sebenarnya keistimewaan dari suatu perjalanan itu bukan soal jauhnya atau ke mana, tetapi perjumpaan di dalam perjalanan itu.

Cerita paling kaya dalam hidup manusia bisa saja muncul dari perjalanan demi perjalanan. Perjalanan yang mengesankan bagi saya yakni pada tanggal 13 Juli berangkat dari Jerman ke Jakarta lalu transit beberapa jam kemudian pada jam 2 dini hari terbang lagi ke Kupang dan ke Ende.

Hal yang mengejutkan bahwa perjalanan waktu itu tanpa kompromi dengan saudara sepupu di Jakarta yang juga mau mengunjungi ibuku yang sakit serius.

Tanpa janji, ternyata kami berjumpa di Jakarta saat menunggu keberangkatan ke Kupang dan ke Ende. Bahkan tempat duduk kami tidak terlalu berjauhan. Ya, satu pesawat dengan jam keberangkatan yang sama tanpa janji sebelumnya.

Ternyata dalam hidup ini ada momen indah dalam perjalanan bertemu dengan keluarga atau orang-orang yang pernah kita kenal. Di saat itulah cerita panjang dengan ragam tema bermunculan.

Momen-momen itulah bagi saya adalah momen indah. Tidak hanya perjalanan jauh waktu itu, perjalanan di akhir tahun yang juga penting adalah perjalanan hari ini. Saya berangkat dari Mainz jam 8.30 pagi lalu tiba di Frankfurt 9. 15 waktu Jerman.

Hal yang menarik adalah saya mendengar percakapan seorang perempuan berambut putih atau disebut blonde. Tiba-tiba saya mendengar ucapannya seperti ini: "einfach, zweifach, dreifach."

Perempuan itu sedang menjelaskan kepada temannya melalui telepon tentang apa artinya "einfach." Selama ini saya mengerti kata itu sebagai sederhana. Tetapi, perempuan itu menjelaskan bahwa bukan saja sederhana, tetapi satu-satunya, dari kata "ein" atau satu. Artinya kalau sesuatu itu lebih dari satu itu, maka hal tidak sederhana lagi.

Sederhana itu ternyata bentukan kata dari satu (ein) dan subjek (fach). Saya tidak sedang berfilosofi disini tentunya. 

Hal yang menarik bagi saya adalah bahwa mendengar apa yang bisa didengar itu ternyata bisa menjadi inspirasi dalam perjalanan.

Selanjutnya, dalam perjalanan pulang, saya membaca sebuah buku dengan judul yang sangat menarik, "....denken, damit das Leben gut wird" atau berpikirlah, supaya hidup menjadi baik.

Buku itu ditulis oleh seorang Filsuf yang masih hidup tinggal di Mainz. Ketika saya membaca halaman-halaman awal, saya terkejut dengan satu ungkapannya, "Chaos ist fruchtbar" atau kekacauan itu subur.

Perjalanan itu bisa menjadi sangat penting dan bermakna ketika kita bisa masuk ke dunia berpikir orang lain dan mengkonfrontasikannya dengan dunia dan kehidupan kita sendiri.

4. Cerita tentang perpisahan dengan seseorang

Sesi kehidupan kita selama tahun 2022 sudah pasti mengalami momen perpisahan dengan seseorang, entah perpisahan dalam waktu tertentu, dan juga perpisahan untuk selama-lamanya.

Pertama dalam hidup saya, seorang ibu menelepon saya mengatakan bahwa tiga hari lagi dia akan meninggal dan karena itu ia membutuhkan satu momen untuk bertemu dan bercerita dengannya.

Oleh karena tiga hari itu, saya sangat sibuk, maka saya memintanya untuk menunda perjumpaan kami. Pertemuan itu sangat menegangkan, karena ibu itu positif Covid-19.

Dengan sadar saya datang ke rumahnya dan berbicara dengannya selama 4 jam tanpa masker. Perjumpaan itu sangat berkesan karena ia menunjukan sesuatu di bawah sadarnya. 

Ia berbicara tentang proyek masa depan kami di Flores nanti. Gagasan uniknya adalah bahwa ia menginginkan agar di masa tuanya bekerja di sebuah rumah biara dan bisa melakukan pekerjaan tangan. Lalu hasil kerjanya bisa dijual untuk orang-orang miskin. Ia bisa memasak dan lain sebagainya.

Ia punya kemampuan bahasa Inggris, Jerman, dan Italia karena suaminya (alm.) orang Italia. Cara berpikir yang sangat cerdas. Mula-mula ia terbaring lemas di atas sofa. Lalu, ia meminta supaya duduk minum bersama saya di sebuah meja.

Semua minuman dan kue disiapkan oleh putranya. Ibu itu hanya punya putra semata wayang. Tidak ada kecemasan, tidak rasa takut selama pembicaraan itu, yang terasa cuma bahwa dia masih punya harapan untuk sembuh dari kankernya yang sudah dideritanya sejak tahun 2012.

Dalam pertengahan percakapan kami, ia mengambilkan sebuah buku dan memberikan kepada saya. Buku itu sangat menyentuh hati saya, karena seakan buku itu telah menjadi rangkuman dari kehidupannya selama ini setelah 10 tahun menderita kanker.

"The Surrender Experiment, my journey into life's perfection" atau "Eksperimen Penyerahan, perjalananku menuju kesempurnaan hidup". Akhir dari pembicaraan kami selama 4 jam, ia meminta foto bersamanya.

Saya duduk di samping sambil memeluk di bahunya. Waktu itu, saya merasakan bahwa itu perjumpaan terakhir, sebuah perpisahan yang terakhir dan selamanya, foto terakhir.

Dalam perjalanan pulang ke Mainz, saya berusaha membaca buku pemberiannya. Saya berhenti pada satu halaman di mana tertulis, "I told myself, I'm not getting up until I've reached enlightenment" atau "Saya berkata pada diri saya sendiri, saya tidak akan bangun sampai saya mencapai pencerahan."

Kata-kata itu seperti sebuah pesan terakhir ibu itu kepada saya. Saya percaya bahwa momen terakhir hidupnya adalah momen pencerahan, karena tiga hari setelah itu ia pergi selamanya.

Saya hanya bisa berdoa semoga sang Pencerahan abadi itu menerimanya dalam keabadian. 

Sesi kehidupan kita bisa saja merupakan suatu perjumpaan dengan orang lain yang mencerahkan hidup kita sendiri, tapi ternyata ada juga bahwa ada dimensi yang melampaui nalar kita, tanpa kita tahu apa yang akan terjadi setelahnya.

5. Kreativitas dalam tulisan

Perjalanan hidup setahun tidak pernah terlepas dari goresan cerita tentang kreativitas. Kreativitas yang terasa menyejukan hati adalah bahwa dalam setahun sebelas bulan saya menulis di Kompasiana di beberapa kategori. 

Terkumpul sejumlah artikel sampai dengan saat ini dengan sejumlah pembaca yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Dari kenyataan itu, saya merasakan betapa hidup ini berarti ketika pikiran itu dituangkan dalam goresan kecil untuk dibaca oleh siapa saja.

Andaikan saya tidak pernah menulis, maka saya tidak mempunyai kumpulan karya-karya kecil, dan bahkan tidak ada orang yang membaca pikiran dan karya tulisan sederhana saya.

Di penghujung tahun ini, pantas saya menyampaikan rasa hormat dan bangga saya kepada Kompasiana mulai dari pimpinan dan pegawai-pegawainya, juga teman-teman Kompasianer yang selama setahun ini telah menjadi teman sharing tulisan.

Selamat akhir tahun dan selamat tahun baru 2023 untuk kita semua. Jadilah berkat melalui goresan cara pikir yang pernah kita pikirkan sendiri. Bacalah dunia dan teruslah berbagi!

Salam berbagi, ino, 31. 12.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun