Perjalanan ke luar negeri tentu saja menjadi bagian dari pengalaman istimewa. Namun, sebenarnya keistimewaan dari suatu perjalanan itu bukan soal jauhnya atau ke mana, tetapi perjumpaan di dalam perjalanan itu.
Cerita paling kaya dalam hidup manusia bisa saja muncul dari perjalanan demi perjalanan. Perjalanan yang mengesankan bagi saya yakni pada tanggal 13 Juli berangkat dari Jerman ke Jakarta lalu transit beberapa jam kemudian pada jam 2 dini hari terbang lagi ke Kupang dan ke Ende.
Hal yang mengejutkan bahwa perjalanan waktu itu tanpa kompromi dengan saudara sepupu di Jakarta yang juga mau mengunjungi ibuku yang sakit serius.
Tanpa janji, ternyata kami berjumpa di Jakarta saat menunggu keberangkatan ke Kupang dan ke Ende. Bahkan tempat duduk kami tidak terlalu berjauhan. Ya, satu pesawat dengan jam keberangkatan yang sama tanpa janji sebelumnya.
Ternyata dalam hidup ini ada momen indah dalam perjalanan bertemu dengan keluarga atau orang-orang yang pernah kita kenal. Di saat itulah cerita panjang dengan ragam tema bermunculan.
Momen-momen itulah bagi saya adalah momen indah. Tidak hanya perjalanan jauh waktu itu, perjalanan di akhir tahun yang juga penting adalah perjalanan hari ini. Saya berangkat dari Mainz jam 8.30 pagi lalu tiba di Frankfurt 9. 15 waktu Jerman.
Hal yang menarik adalah saya mendengar percakapan seorang perempuan berambut putih atau disebut blonde. Tiba-tiba saya mendengar ucapannya seperti ini: "einfach, zweifach, dreifach."
Perempuan itu sedang menjelaskan kepada temannya melalui telepon tentang apa artinya "einfach." Selama ini saya mengerti kata itu sebagai sederhana. Tetapi, perempuan itu menjelaskan bahwa bukan saja sederhana, tetapi satu-satunya, dari kata "ein" atau satu. Artinya kalau sesuatu itu lebih dari satu itu, maka hal tidak sederhana lagi.
Sederhana itu ternyata bentukan kata dari satu (ein) dan subjek (fach). Saya tidak sedang berfilosofi disini tentunya.Â
Hal yang menarik bagi saya adalah bahwa mendengar apa yang bisa didengar itu ternyata bisa menjadi inspirasi dalam perjalanan.
Selanjutnya, dalam perjalanan pulang, saya membaca sebuah buku dengan judul yang sangat menarik, "....denken, damit das Leben gut wird" atau berpikirlah, supaya hidup menjadi baik.
Buku itu ditulis oleh seorang Filsuf yang masih hidup tinggal di Mainz. Ketika saya membaca halaman-halaman awal, saya terkejut dengan satu ungkapannya, "Chaos ist fruchtbar" atau kekacauan itu subur.