Ya, begitulah cerita jalan kaki pada musim dingin di Jerman. Rupanya ada aroma tidak sedap yang masih lengket di badan.
Ketika makan malam, teman saya itu duduk di samping saya. Dan ia berdiri begitu dekat dengan saya. Ia tampak begitu akrab dan ramah, seperti merangkul saya.
Lalu pelan-pelan dia katakan, "Nanti saya beri kamu satu hadiah."Â
Saya lalu begitu penasaran, sambil bertanya, "Hadiah apa ya?" Dia lalu membisik di telinga saya, bahwa dia akan memberikan saya parfum.Â
Saya hanya mengatakan, terima kasih kepadanya. Ternyata pada bungkusan itu, bukan hanya parfum, tetapi ada satu botol kecil dengan tulisan: Balea Men, fresh anti transpirant, 48h schützt, effektiv & erfrischt.
Ternyata fungsinya jelas untuk obat ketek, hahahaha biar wangi gitu. Oh saya lalu bertanya, kenapa ya, kok bisa dia beri itu sih.Â
Keesokan harinya, dia mendekati saya lagi, dan dia mengatakan, "Wow baunya wangi lho." Woh ternyata orang Jerman bisa begitu lembut dalam cara menyampaikan pesan.
Hahaha saya akhirnya mengerti ternyata dia punya usaha dan pendekatan (sich nähern) yang efektif untuk mengatasi bau badan saya. Duh.... terima kasih ya.Â
Bau badan dan cara pendekatan yang efektif
Berangkat dari tema sorotan Kompasiana ini, saya akhirnya punya gagasan tentang betapa pentingnya cara pendekatan untuk menyampaikan sesuatu yang tidak enak pada orang lain.
Cerita sederhana di atas, bagi saya ternyata punya pesan yang penting. Ada 3 pesan yang bisa saya angkat di dalam tulisan ini: