Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bau Badan, Tata Krama Menyampaikan ala Jerman dan 3 Inspirasi Pesannya

22 November 2022   03:39 Diperbarui: 22 November 2022   05:11 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bau badan (Sumber: Freepik)

Ya, begitulah cerita jalan kaki pada musim dingin di Jerman. Rupanya ada aroma tidak sedap yang masih lengket di badan.

Ilustrasi Bau Badan. (Kompas.com/Wisnubrata)
Ilustrasi Bau Badan. (Kompas.com/Wisnubrata)
Ketika makan malam, teman saya itu duduk di samping saya. Dan ia berdiri begitu dekat dengan saya. Ia tampak begitu akrab dan ramah, seperti merangkul saya.

Lalu pelan-pelan dia katakan, "Nanti saya beri kamu satu hadiah." 

Saya lalu begitu penasaran, sambil bertanya, "Hadiah apa ya?" Dia lalu membisik di telinga saya, bahwa dia akan memberikan saya parfum. 

Saya hanya mengatakan, terima kasih kepadanya. Ternyata pada bungkusan itu, bukan hanya parfum, tetapi ada satu botol kecil dengan tulisan: Balea Men, fresh anti transpirant, 48h schützt, effektiv & erfrischt.

Ternyata fungsinya jelas untuk obat ketek, hahahaha biar wangi gitu. Oh saya lalu bertanya, kenapa ya, kok bisa dia beri itu sih. 

Keesokan harinya, dia mendekati saya lagi, dan dia mengatakan, "Wow baunya wangi lho." Woh ternyata orang Jerman bisa begitu lembut dalam cara menyampaikan pesan.

Hahaha saya akhirnya mengerti ternyata dia punya usaha dan pendekatan (sich nähern) yang efektif untuk mengatasi bau badan saya. Duh.... terima kasih ya. 

Bau badan dan cara pendekatan yang efektif

Berangkat dari tema sorotan Kompasiana ini, saya akhirnya punya gagasan tentang betapa pentingnya cara pendekatan untuk menyampaikan sesuatu yang tidak enak pada orang lain.

Cerita sederhana di atas, bagi saya ternyata punya pesan yang penting. Ada 3 pesan yang bisa saya angkat di dalam tulisan ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun