Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Teater The Vigilance: Ada Kata, Estetika, Rasa, dan Peduli pada Pendidikan

26 Maret 2022   19:50 Diperbarui: 29 Maret 2022   05:11 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teater The Vigilance: Ada kata, estetika, rasa dan peduli pada pendidikan | Dokumen pribadi oleh Ino

Penonton mengerti apa arti dari sebuah kreativitas dan seni. Sayangnya bahwa dalam perjalanan pementasan, tiba-tiba datang seorang pimpinan saya mengangkat kotak itu dan menutupnya. 

Ungkapan tidak setujunya dinyatakan secara sangat jelas. Lagi-lagi muncul kata-kata ini, "waspada!" Saya hanya berpikir, pasti setelah acara pementasan ini, saya akan dipanggil dan mempertanggungjawabkan semua itu.

Saya tidak tahu berapa uang pada kotak itu. Dan saya bisa membayangkan berapa banyak uang kalau seandainya tidak dilarang menerima uang dari penonton saat itu.

Itulah tantangan yang menarik bahwa sebenarnya masyarakat kita suka pada kreativitas orang muda yang bisa memadukan kata, seni gerak dan pesan-pesan kehidupan. Namun, pada sisi yang lain, kebebasan untuk memiliki ruang kreasi sering dibatasi oleh kedangkalan pikiran sebagian orang.

The Vigilance, tetap dalam hati dan pikiran

Saya tidak tahu lagi sampai tahun berapa teater "the Vigilance" itu hidup di sana. Beberapa tahun lalu masih terdengar, namun tidak terlalu bergema. Entahlah.

Oleh karena jiwa dan nafas pesan kewaspadaan itu penting bagi saya, maka ketika tiba di Jerman, saya membentuk satu kelompok sharing dan meditasi bersama dengan nama "The Vigilance."

Dua tahun sempat berjalan, lalu dilumpuhkan oleh Covid19. Kami sudah pernah berjumpa selama 22 kali pertemuan dengan orang-orang berbeda. Ya, mengejutkan bahwa pernah bule-bule juga ikut ambil bagian.

Itu bukan teater, tetapi terkait nama dari the Vigilance. Nama yang memberikan saya ingatan akan masa lalu saat berjuang berpihak pada pendidikan anak-anak yang ekonomi orangtua mereka tidak mampu, tetapi juga berguna bagi diri sendiri untuk waspada terhadap segala perkembangan zaman.

Demikian cerita dan refleksi singkat tentang gairah mencintai dunia teater yang bermula dari mencari jalan untuk mengungkapan seni dan rasa, hingga pesan peduli pendidikan anak-anak dan kata-kata waspada. 

Pada prinsipnya, coretan ini sebagai titipan pesan penghargaan di hari Teater Sedunia: Teater itu indah dan membuat manusia bebas mengungkapkan visi kehidupan yang lengkap. Di sana ada perpaduan kata, estetika, realita, rasa, pesan, pendidikan dan massa yang menafsirkannya dengan bayaran berbeda-beda.

Salam berbagi, ino, 26.03.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun