Ya, tidak mudah pula dalam menentukan judul yang sesuai isi tulisan dan sekaligus menarik serta memprovokasi pembaca untuk membacanya.
Dalam konteks spiritualitas mengevaluasi diri poin ini berkaitan dengan keheningan dalam diri untuk menentukan judul dari keseluruhan.Â
Ya, kesunyian, keheningan batin seseorang untuk menentukan diksi yang singkat, padat dan menarik akan sangat berpengaruh pada kepercayaan seseorang pada apa yang dikatakannya.
Semuanya tentu tidak mudah. Saya menulis seperti ini, karena saya mau menyelami spiritualitas dari menulis itu sendiri yang saya yakini sangat baik dalam proses kematangan cara berpikir.Â
Saya percaya menulis itu tidak pernah sia-sia, karena dengan menulis sesuatu, saya telah memasuki proses mengevaluasi diri sendiri.
Catatan kritis terkait spiritualitas mengevaluasi diri:
1. Proses menulis sebuah artikel adalah bagian dari konfrontasi diri dengan kenyataan di luar diri
Menulis sebagai bagian dari pengalaman pribadi, bisa dikatakan momen indah mengevaluasi diri sendiri.Â
Momen indah itu begitu sunyi dan sepi karena hanya terjadi di dalam diri sendiri.
Tentu kekuatan yang dikerahkan di sana adalah pikiran, hati yang menghubungkan dengan prinsip-prinsip lainnya yang berlaku umumnya maupun dalam lingkup khusus.
Pergulatan pikiran dan hati berhadapan dengan standar nilai-nilai, prinsip-prinsip melalui proses dialogis di dalamnya, umum melewati proses koreksi dan evaluasi.Â