Demikian pula judul bisa berubah setelah selesai menulis dan setelah membaca kembali semua isi tulisan.Â
Oleh karena itu, orang tidak boleh mengalokasikan banyak waktu hanya untuk penentuan judul.
Demikian pula dalam kerangka spiritualitas mengevaluasi diri, semestinya tidak perlu memikirkan begitu lama mau mengevaluasi hal apa. Tetapi paling cepat dan efektif katakan saja tentang satu hal, maka selanjutnya akan fokus pada hal itu.Â
Misalnya hari ini saya mau mengevaluasi diri saya tentang kedisiplinan. Ya, sudah fokus saja pada tema kedisiplinan, nanti dalam prosesnya, akan ditemukan lagi indikator-indikator yang punya hubungannya dengan kedisiplinan.
2. Proses menentukan tujuan dari sebuah tulisan
Seorang penulis pasti punya tujuan dalam menulis. Namun, bukan tidak mungkin ketika orang mulai meletakan jarinya pada tuts laptop dan mulai menari-menari sampai lupa untuk menggambarkan apa tujuannya.Â
Paling bagus bahwa orang menyadari tujuannya sehingga tulisannya bisa terarah kepada tujuan dan pencarian informasi yang terkait dengan tujuannya. Ya, hal itu penting untuk memperoleh efektivitas waktu.
Katakan saja hari ini saya hanya mau membahas tentang proses menulis sebagai satu spiritualitas mengevaluasi diri.Â
Dalam hal ini, tema yang akan saya bahas cuma berkaitan dengan proses menulis, lalu hubungannya dengan spiritualitas mengevaluasi diri.
Menentukan tujuan merupakan proses penting dalam mengevaluasi diri. Tujuan evaluasi diri tidak lain agar seseorang menjadi sadar tentang keunggulan dan kelemahan dirinya sendiri.Â
Semakin seseorang jauh dari tujuan yang ditetapkannya, maka sebenarnya semakin lemah komitmen hidupnya. Demikian juga sebaliknya, semakin dekat dengan pencapaian tujuannya, maka semakin berkualitas hidupnya.