Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dilema Antara Kebebasan Berpendapat, "Wartawan Kaleng-kaleng" dan Scamadviser

16 Desember 2021   14:43 Diperbarui: 18 Desember 2021   16:23 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi tentang dilema antara kebebasan berpendapat, wartawan kaleng-kaleng dan scamadviser | Dokumen diambil dari: qureta.com

Praktisnya saya punya harapan juga bahwa penulis-penulis lain Kompasianer bisa juga menyoroti tema tentang fenomena kebanjiran informasi sesat. Informasi sesat yang dimaksudkan adalah informasi yang tidak benar, tetapi disebarkan bagaikan pesan berantai.

Baru-baru ini terjadi gempa di Flores sebagian orang ramai-ramai mengungsi ke wilayah pegunungan. Padahal kenyataannya tidak terjadi tsunami. Hal ini karena terlalu banyak informasi yang beredar, bahkan menyepelekan informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Bisa saja orang melihat air naik beberapa meter di beberapa titik, namun informasi yang beredar sudah menjadikan semua orang ketakutan seakan-akan dalam waktu dekat ini akan ada tsunami besar.

Akibatnya semua orang di wilayah pesisir pantai terburu-buru pergi meninggalkan rumah, bahkan lupa anak-anak mereka di mana. Siapa yang bisa melarang kalau informasi seperti itu beredar dan tersebar.

Rupanya dibalik itu semua ada pihak-pihak yang suka bikin heboh, dengan tujuan-tujuan tertentu lainnya, seperti untuk supaya media online banyak pembacanya, nama pembuat beritanya jadi viral dan lain sebagainya.

Belum lagi, potensi yang tidak terduga bisa saja terjadi aksi-aksi pencurian dan aksi kekerasan lainnya. Jadi, sangat jelas dampak dari kebanjiran informasi yang sesat itu sangat besar dan sudah pasti merugikan banyak orang. Oleh karena itu, pada prinsipnya pegiat media online dan juga wartawan di desa-desa perlu mempertimbangkan dampak dari berita-berita yang tidak benar.

Scamadviser reviews

Berawal dari fenomena kebanjiran informasi sesat itu, saya sungguh penasaran dan sangat mengharapkan adanya suatu sistem yang bisa mengukur kualitas media online apa saja, yang mana di dalamnya ada tulisan-tulisan.

Ya, sederhananya saya ingin tahu seberapa bohongnya media online dan seberapa bagusnya, tulisan para wartawan itu. Nah, dari penelusuran saya, ditemukanlah program dengan nama Scamadviser. Pertanyaanya seperti ini, "is .......(nama website) a scam or legit?

Saat itu sangat senang sih, meskipun pada saat mencoba mengukur website sendiri sudah deg degan. Tidak puas dengan itu saya coba beberapa media online yang memang dari beritanya bisa dipastikan ada scamnya, eh ternyata ada perbedaanya.

Nah, caranya orang hanya perlu mengetik alamat website pada  kolom scamadviser lalu perintahkan untuk scan keseluruhan isinya. Beberapa menit kemudian akan keluar Trustscore yang berkisar dari 1-100. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun