Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mungkinkah Hidup Ini Tetap Mekar, Meski Dingin Penghargaan?

28 Oktober 2021   11:52 Diperbarui: 28 Oktober 2021   12:04 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Kepekaan hati seorang penulis

Kepekaan hati bagi seorang penulis ternyata penting sekali; tanpa kepekaan hati, maka bencana kehilangan inspirasi, merasa tidak bisa menulis karena tidak punya ide, bosan dan jenuh bisa menjadi begitu dominan hingga membenarkan pikiran-pikiran negatif dalam diri sendiri.

Kepekaan hati bagi saya menjadi semacam suatu radar yang mendeteksi hubungan antara kenyataan dan dunia inspirasi dalam hati dan pikiran manusia. Bahkan bisa juga diumpamakan dengan suatu gelombang frekuensi yang bisa mendeteksi sinyal karena berada dalam jalur frekuensi yang sama.

Sebenarnya setiap orang punya energi, atau radar hati atau semacam frekuensi itu. Oleh karena itu, siapa saja yang mau supaya kepekaan hatinya tajam, maka ia perlu belajar mendengar suara hatinya.

Uniknya bahwa suara itu sunyi, tidak bernada, bahkan tanpa suara. Ia cuma bergetar di kedalaman hati yang mengalir hingga ke pikiran. Suara sunyinya hanya bisa didengar oleh diri sendiri. Ia bahkan begitu sering mencoba berdialog dengan diri sendiri.

Terbuka kah Anda untuk membangun komunikasi dengan diri sendiri? Tulisan ini adalah coretan nyata dari kisah mendengar suara hati pagi ini.

Meskipun demikian, sebetulnya kepekaan hati tidak hanya dibutuhkan oleh seorang penulis, tetapi hampir dalam semua hal terkait kehidupan ini, manusia itu sendiri membutuhkan kepekaan hati. Hati yang peka, selalu menjadikan hidup ini kaya inspirasi.

2. Nilai dari sepotong roti

Sepotong roti bagi orang yang punya segala sesuatu itu bisa jadi sangat tidak berarti. Namun, coba lihat bagaimana merpati-merpati itu berebut sepotong roti.

Sesuatu yang direbut selalu merupakan sesuatu yang penting. Tidak ada orang yang merebut hal yang sama sekali tidak penting dalam hidupnya.

Sebagai contoh, anak muda merebut bank digital, justru karena paket bank digital sesuai dengan selera anak  zaman atau selera anak muda saat ini, yang menawarkan banyak alternatif dan kemungkinan yang mudah, cepat dan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun