Meskipun demikian, jangan salah duga juga bahwa dalam kebebasan mereka itu, para petani memiliki peluang lebih besar untuk mengatasi "tanggal tua." Keseharian hidup para petani sebetulnya sangat menentukan keadaan yang bisa disebut dengan "tanggal tua."
Logikanya sederhana dan praktis, "Jika rajin dan kreatif bekerja, maka mereka tidak akan mengenal "tanggal tua", tetapi hanya "tanggal basah." Ya, rejeki dan perolehan hasil bisa datang kapan saja."
Petani desa bisa bekerja di banyak bidang untuk hidupnya
Berbicara tentang petani desa yang tidak mengenal tanggal tua, tidak berarti mempromosikan bahwa lebih baik jangan jadi pegawai negeri sipil. Ini hanya mewakili kenyataan para petani yang saya kenal di desa-desa.
Mungkin pantas saya mengatakan bahwa mereka adalah orang yang beruntung. Hidup mereka jauh lebih menyenangkan daripada para pegawai apalagi yang hidup di kota-kota.
Profil petani desa yang saya kenal tidak lain seperti ini. Mereka punya kebun kemiri, kopi, kakao, pinang, cengkeh, vanili, kelapa, punya ternak, punya kebun pisang, punya kebun cabe dan lain sebagainya.
Coba bayangkan harga cabe saja pernah mencapai 35.000 per kilogram. Harga pinang pernah mencapai 23.000 per kilo, harga kemiri pernah mencapai 30.000 per kilogram.Â
Uniknya lagi bahwa kebun-kebun mereka bisa beberapa tempat dan hampir setiap hari pasar mereka selalu menjual hasil kebun mereka. Di manakah tanggal tua? Kalau saja setiap minggu mereka bisa meraih uang dari hasil kebun mereka yang bermacam-macam itu.