Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bukan Cuma Cita Rasa, tapi Juga Ada Rahasia dari Seni Hidangan

13 Oktober 2021   04:07 Diperbarui: 13 Oktober 2021   04:10 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya orang tidak menyadari bahwa ada hubungan antara cara menyajikan makanan dengan ukuran terkait kemajuan dan pendidikan. Tentu berangkat dari pengalaman yang menjadikan saya berpikir demikian.

Ya, saya ingat tentang seorang pria setengah baya yang kerja sehari-harinya adalah menjual minyak gosok untuk keperluan apa saja dari wilayah Nagekeo, Flores, NTT.

Pada tahun 1990 pria itu sudah berkelana hampir ke semua desa dan kampung sambil membawa botol-botol kecil minyak hasil racikannya sendiri. Banyak orang punya kesaksian bahwa minyak buatan pria itu ampuh menyembuhkan sakit perut dan beberapa penyakit lainnya.

Saya pernah melihat sendiri pria itu, ia pernah dibentak-bentak oleh hansip desa yang berseragam hijau. Pasalnya sederhana, pria ini tidak membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP). Sebenarnya alasan tidak masuk akal, mengapa harus memarahi pria itu.

Semua orang tidak pernah tahu perjuangannya untuk apa kemudian hari. Selanjutnya saya tidak mengikuti lagi perkembangan tentang pria itu.

Pada tahun 2009 dalam suatu kegiatan di tempat pria tua itu, tiba-tiba saya diundang untuk makan siang di rumahnya. 

Waktu itu tidak menduga bahwa masakan dan hidangan unik ada di rumah pria tua penjual minyak yang sering dibentak itu. Ternyata seorang putrinya pernah menikmati pendidikan khusus berkaitan dengan masakan dan rumah tangga. 

Putri pria itu rupanya mampu mengaplikasikan ilmu pendidikannya selama tiga tahun di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jurusan khusus terkait  Tata Boga dan Masakan. Ya, kemampuan aplikasi ilmunya menjadikan keluarga pria tua itu dihormati sebagai orang yang berpendidikan. 

Mereka adalah keluarga yang pantas menerima tamu-tamu untuk ukuran di desa. Tentu hal seperti itu tidak bisa disepelekan karena penghargaan itu datang dari perjuangan pria tua itu yang telah berjuang membiayai pendidikan anaknya di satu sisi, dan juga kemampuan anaknya sendiri yang telah mencoba satu langkah besar menerapkan ilmu yang didapatkan dari bangku sekolah. 

Harus diakui bahwa tidak semua orang dengan tamatan setara Sekolah Menengah Atas (SMA) bisa dengan telaten menerapkan ilmu yang dipelajarinya. Nah, jelas sekali bahwa untuk menjadikan hidangan makanan itu menarik, semestinya orang tidak hanya membutuhkan suatu pendidikan tinggi dengan keahlian khusus, tetapi juga dengan ilmu yang sederhana. 

Tentu ilmu yang disertai dengan kemauan baik, kebersihan, seni dan keuletan, maka akan terlihat pancaran positif yang sering tidak diperhitungkan orang. Seni hidangan dan masakan di rumah pria tua itu membekas dalam kenangan hingga hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun