Jika seperti dia, tidak perlu katakan bahwa dia adalah seorang senior, saya tetap akan sangat menghormati dan kagum serta bangga terhadapnya.
Nah, pengalaman seperti itu tentu menjadi sebuah kritik pada kenyataan di tempat lain yang justru sebaliknya. Kerja tidak berkualitas, tapi ia selalu menuntut dihargai dan dihormati sebagai seorang senior.
Bahkan kesehariannya, ia tidak menunjukkan rasa tanggung jawab, namun selalu ingin diperlakukan sebagai senior.Â
Baginya senioritas itu sesuatu yang otomatis karena usia dan waktu lamanya kerja seseorang.
Saya bersyukur karena bekerja pada suatu perusahaan yang tidak mengagungkan senioritas, tetapi lebih dialogal dan komunikatif, bahkan bisa dikatakan anti superioritas dalam kenyataan kerja sehari.Â
Dari 4 hal terkait pemahaman tentang senioritas yang anti superioritas dapat disimpulkan beberapa hal penting, antara lain:
- Senior yang baik tidak selalu mengandalkan senioritas, tetapi mereka memberikan kepercayaan kepada junior sambil terus membangun komunikasi yang dialogis.
- Keterbukaan dalam mengungkapkan pendapat dalam forum diskusi diberikan secara sama kepada semua.
- Momen kebersamaan pada saat santai menjadi momen peleburan tanpa batas untuk menikmati kesetaraan dalam semuanya.
- Loyalitas kerja yang jujur dan penuh perhatian pada orang yang dilayani selalu menjadi hal terpenting daripada senioritas yang dipahami secara dangkal karena usia tua dan lama waktu kerja.
Demikian ulasan terkait tema senioritas dengan empat dimensinya.Â
Ya, senioritas yang tidak dipahami secara dangkal saja, tetapi sebaliknya bisa dibuktikan melalui pengalaman dan loyalitas kerja.Â
Senioritas tidak menopang supremasi kekuasaan semata-mata, melainkan lebih pada menempatkan kerja nyata, hormat, dan menghargai yang lainnya.Â
Salam berbagi, ino, 4.08.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H