Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Orang Menghubungkan Rambut Rontok dengan Kecerdasan Intelektual dan Spiritual?

25 Juni 2021   01:56 Diperbarui: 25 Juni 2021   06:02 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rambut rontok hingga botak yang sering dianggap cerdas intelektual dan spiritual. Diambil dari: stern.de

Saya sendiri sama sekali tidak percaya pada anggapan sia-sia orang, yang tanpa punya hubungan logis dengan kecerdasan. Mengapa? Saya percaya bahwa kerontokan rambut terjadi karena keseringan mandi dengan menggunakan air panas dengan sistem shower di kamar mandi.

Coba perhatikan air yang jatuh setiap hari pada tempat yang sama, bahkan jika pada batu saja, lama kelamaan batu itu bisa menjadi berlubang, apalagi air yang panas setiap hari mengenai kepala. 

Saya sendiri lebih yakin dengan analisis seperti itu, ketimbang oleh karena sebab-sebab lainnya. Cuma saya sendiri belum menemukan cara yang tepat selain berusaha mengurangi air panas yang terkena secara langsung pada kepala.

Hanya ada harapan suatu saat bisa tumbuh lagi, oleh karena kebiasaan menggunakan jenis shampo dari sari daun lidah buaya. Tanda-tanda positif sudah mulai terlihat.

Demikian ulasan terkait 3 alasan mengapa orang menghubungkan rambut rontok dengan kecerdasan intelektual maupun kecerdasan spiritual. Ternyata orang perlu bercermin pada riset lapangan dan pengalaman pribadi agar orang tidak perlu percaya sia-sia dengan omongan pinggir jalan.

Salam berbagi, ino, 25.6.2021

Sumber rujukan: Augsburger-allgemeine.de

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun