Setiap pagi dan sore, Mawar itu disapa dengan kata positif, "Kamu hidup ya. Saya menunggumu, betapa indahnya jika suatu waktu, dari tangkaimu itu ada mekaran bunga yang indah."
Ternyata, cerita dan eksperimen kecil itu benar terbukti. Mawar itu hidup dan pernah beberapa kali berbunga. Pengalaman dan kenyataan itu, bagi saya adalah inspirasi tentang betapa omongan itu selalu punya dampak pada yang lain.
Tentu, penting bahwa omongan yang baik dan positif itu adalah bibit yang baik bukan cuma untuk diri sendiri, tetapi juga untuk tetangga dalam konteks apa saja.Â
Demikian 4 bibit yang muncul dari bobot omongan tetangga. Pada prinsipnya, orang tidak bisa membatasi orang lain untuk membicarakan apa saja. Karena itu, dibutuhkan cuma kesadaran bahwa omongan tetangga tidak selamanya buruk, tetapi bisa juga positif.Â
Ya, omongan yang bisa memperluas tema untuk diskusi dan perdalam persoalan-persoalan yang penting untuk kehidupan bersama. Bibit yang baik dari bobot omongan tetangga grup bisa menjadi motivasi dan penyemangat agar rencana dan persiapan diri atau kelompok menjadi lebih siap dan matang.
Orang perlu menjadi kritis dan bijak dalam menanggapi omongan tetangga. Jangan pula cepat menolak, jika memang terkesan keras dan buruk, tetapi orang perlu mengkaji dengan hati yang bening dan cara pandang yang bersih, terkait sisi-sisi gelap dan terangnya untuk kehidupan.
Salam berbagi, ino, 2.05.2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H