Ketidaksanggupan itu semakin memperbesar ruang curiga, karena informasi menjadi simpang siur dari tetangga satu ke tetangga lainnya lagi. Rantai curiga pun bisa jadi meluas.
Jelas sekali bahwa bibit dari omongan tetangga seperti itu sangat tidak konstruktif. Tentu berbeda ketika bobot omongan tetangga tentang sesuatu hal yang baik, maka dampaknya pun pasti baik.Â
2. Bibit dalam memperluas dan memperdalam tema omongan tetanggaÂ
Tentu harus diakui bahwa tidak semua omongan tetangga itu buruk. Nah, oleh karena itu sebenarnya ada bibit yang baik yang dihasilkan dari bobot omongan tetangga.
Bibit yang baik dari omongan tetangga, tentu merupakan hal yang baik. Hal yang menguntungkan dari omongan tetangga adalah jika omongan itu terkait hal yang bersifat edukatif dan memotivasi, menginspirasi dan hal positif lainnya. Ya, sebuah omongan tetangga yang berbobot.
Tentu tetap saja ada untung dan ruginya dari pengalaman menjadi anggota banyak grup. Beruntunglah, jika anggota grup itu punya daya serap yang bagus dan kritis.
Kenyataan menunjukkan juga bahwa omongan tetangga ada juga sungguh berbobot. Saya masih ingat pernah ada diskusi tentang omongan tetangga itu terkait tema kematian tenaga kerja Indonesia di Malaysia dan bagaimana upaya untuk mengurangi tenaga kerja ilegal.
3. Bibit dari omongan tetangga adalah pemurnian motivasi pribadi atau keluarga
Beberapa waktu lalu, pernah ada omongan tetangga tentang sesuatu yang mau dikerjakan oleh keluarga yang saya kenal. Tampak maksud mereka baik sekali. Namun ketika mereka mendengar omongan tetangga tentang rencana mereka, terasa seperti terpukul oleh omongan tetangga itu.
Keraguan pun muncul saat mendengar omongan tetangga, padahal urusan yang sedang direncanakan itu adalah urusan keluarga, yang mana keputusannya sungguh bergantung sepenuhnya pada keluarga.
Inilah kenyataan yang sering terjadi bahwa niat baik kadang tidak bisa bertahan hanya karena mendengar omongan tetangga. Rencana baik pun kadang berubah sirna, karena takut dengan omongan tetangga.