Mohon tunggu...
La Iwang (Semesta Wadagiang)
La Iwang (Semesta Wadagiang) Mohon Tunggu... Editor - Apa jadinya andai fikiran orang-orang dulu itu tak di bukukan?

Aku hanya belajar untuk bisa terus belajar. Belajar dari mereka, belajar dari kalian semua........

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sesuatu di Masjid Tambang

30 Desember 2024   12:12 Diperbarui: 30 Desember 2024   12:12 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama dengan Rombongan Tour Mining Ponpes Darul Arqam Ponre Waru di depan Masjid Al-Fath PT Ceria Nugraha Indotama

Aulia Wahida

Ketika Aulia selesai menulis, ia menyerahkan surat itu kepada Nabila. "Berikan ini kepada Bapak kepala sekolah," katanya. Nabila mengangguk, air mata menggenang di matanya. Fadhil, yang diam di sudut ruangan, berkata pelan, "Kita tidak hanya belajar hari ini. Kita membawa pulang harapan."

Langit Blok Lapao-pao malam itu menyimpan doa mereka, tiga anak muda yang percaya bahwa mereka bisa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Dan di suatu tempat, bintang-bintang bersinar lebih terang, seakan mengamini setiap kata yang mereka ucapkan.

oOo

 

Epilog

Tujuh tahun telah berlalu sejak pengalaman pertama mereka di area pertambangan Ceria Group yang penuh makna. Kini, Aulia, Nabila, dan Fadhil telah tumbuh menjadi pribadi yang dewasa, membawa mimpi-mimpi masa muda mereka ke puncak pencapaian.

Aulia, kini seorang ahli tambang, memimpin tim besar di PT Ceria Nugraha Indotama. Kecintaannya pada teknologi penyaringan debu yang dulu ia kagumi telah berkembang menjadi dedikasi untuk menciptakan inovasi yang lebih ramah lingkungan.

Nabila, yang dulu pendiam namun penuh perhatian, kini menjadi seorang pakar lingkungan. Ia memastikan setiap proyek perusahaan tetap sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Suaranya, yang lembut tapi tegas, sering kali menjadi pengingat bagi semua bahwa bumi adalah warisan untuk generasi mendatang.

Fadhil, dengan semangat besarnya, telah menjadi orang penting di Corporate Comunication. Ia adalah wajah dan suara Ceria Group, membawa cerita-cerita tentang kerja keras dan harapan kepada dunia luar.

Setiap tanggal 11 Desember, mereka bertiga meninggalkan hiruk-pikuk Jakarta dan kembali ke kempung halamannya, wilayah dimana merupakan kawasan industri nikel "Merah Putih" yang kesohor itu. Hari itu menjadi tradisi, sebuah perayaan akan awal dari perjalanan mereka. Di tengah hamparan hijau dan birunya langit Blok Lapao-pao, mereka mengenang masa-masa SMA yang sederhana namun penuh makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun