Nabila, yang biasanya tak banyak bicara, menambahkan, "Mungkin tugas kita adalah menyampaikan cerita ini. Cerita tentang harapan dan keyakinan."
oOo
Malamnya, di asrama putri tempat mereka mondok, Aulia menulis surat dengan tangan gemetar. Ia tahu bahwa kata-katanya akan menjadi perbincangan bagi teman-temannya dan orang-orang di luar sana yang masih ragu.
Surat dari Langit Blok Lapao-pao
Kepada Siapapun yang Punya Telinga Nurani
Malam ini, Di Sudut belakang asrama putri yang penuh bintang, aku menulis surat ini dengan hati yang penuh rasa syukur. Aku adalah Aulia Wahida, seorang siswa dari MA Darul Arqam, dan hari ini aku telah melihat dunia yang jauh lebih besar dari apa yang pernah kubayangkan.
Aku berdiri di depan smelter merah putih, mendengar cerita-cerita tentang keraguan dan ketidakpercayaan. Tapi aku juga melihat dengan mataku sendiri: senyuman para pekerja, kerja keras tanpa lelah, dan tekad yang tak tergoyahkan.
Aku ingin kalian tahu bahwa tidak semua yang lambat berarti gagal. Kadang, sesuatu yang besar membutuhkan waktu. Smelter ini adalah bukti bahwa kesabaran dan dedikasi akan selalu menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Kepada kalian yang meragukan, aku ingin berkata: datanglah ke sini. Lihatlah sendiri. Rasakan bagaimana harapan tumbuh di setiap langkah yang kita ambil di tempat ini.
Dan kepada kalian yang percaya, mari kita bersama-sama menjadi suara untuk kebenaran. Mari kita tunjukkan bahwa harapan adalah kekuatan yang mampu mengubah dunia.
Dengan tulus,