Mohon tunggu...
Solehatun Marfuah
Solehatun Marfuah Mohon Tunggu... Novelis - I do not know in most of the times.

I only put something here because of the obligations.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rama itu Dalam Ramaiku

2 November 2018   13:17 Diperbarui: 2 November 2018   13:38 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

"Bersediakah Adik menemaniku berkelana di Bumi Nusantara?"

adakah yang lebih pahit dari jawaban atas tawaran Rama

dengan tanpa anggukan pun iya singkat untuk menentramkan

dan demi Tuhan, Rama, aku tidak bermaksud melengos.

Aku, Rama, selalu ingin meminta lebih banyak waktu

kecuali jika suatu masa kau sendiri yang memintaku

untuk segera menjauh

berpisah seperti tidak akan ada senandung-senandung itu

yang kerap kau kirim untukku,

dulu.

Perempuan-perempuan yang kau pernah kabarkan padaku

adakah mereka memahamimu tanpa gagal

tanpa peluh yang mereka keluhkan?

Adakah, Rama, mereka yang engkau beri tahu

semua cerita yang engkau kisahkan saat dulu kita duduk bersama

malam pukul 12 saat semua orang berbaring kita duduk

membicarakan hal seolah malam akan berumur panjang

ya, Rama?

Oh, aku ingat, Rama

saat samar hitam berbayang dalam naunganku seorang

siapa yang aku lari kepadanya kecuali engkau

karena sudah saatnya aku merasa cukup

dengan dirimu yang pernah ada dan bersedia.

Pantaskah aku berterima kasih

setelah apa yang aku ciptakan

menghasilkan reruntuhan kerusuhan antara

kamu, aku dan langit malam di atas atap rumahku, Rama?

Ah, aku bukan penyair ulung

menyerpih namamu yang begitu kutakutkan dulu

aku bukan juga, Rama, orang berpendidikan yang tidak pernah merangkai semasa hidupnya

malam ini aku merangkainya

perkata dan hal-hal yang akan kuurus nanti belakangan

sekarang saatnya kamu beristirahat

kita beristirahat dari omong kosong yang sudah saatnya dicegah

aku belum lupa kau tidak akan mentoleransinya

bagiku tidak apa, 

Rama dan sudah aku tidak minta apa-apa lagi.

(November 2018, untuk Rama dan sepercik warna pada abu-abu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun