Dari catatan beberapa kali saya menerima uang dengan jumlah tertentu, tapi sampai detik ini saya tidak tahu uang itu ke mana rimbanya karena tidak masuk ke rekening tabungan saya.
Belakangan baru saya ingat ketika sore atau malam pulang kerja atau pulang dari tugas luar kota uang yang saya letakkan di laci meja kerja sampai sekarang tidak tahu keberadaannya.
Yang lebih aneh esok harinya pun saya tidak ingat lagi soal uang yang saya letakkan di laci. Semua baru saya ingat setelah beberapa kali berobat ke Banten.
Ketika seseorang yang bisa menarik tuyul saya bawa ke rumah, (alm) penjaga sebuah sekolah dekat rumah bingung karena semula dia pikir saya yang memelihara tuyul itu.
Saya mencari yang bisa menarik tuyul karena suatu hari anak saya dan pembantu ketakutan di rumah. Mereka telepon saya dengan mengatakan ada tuyul di rumah.
Saya pulang dan berusaha mengusir tuyul, tapi gagal karena alat yang ada di tangan saya hanya untuk jaga-jaga. Tidak sedikit warga yang mencibir: "Ah, mosok ada tuyul siang-siang." Yang lain mendongak dan mencibir.
Tapi, salah satu pembantu saya bisa lihat karena kakeknya orang pintar sehingga tuyul kuning berwujud ular tidak bisa mematok saya.
"Sejak Bapak pindah ke mari saya sudah lihat tuyul itu, saya pikir Bapak yang piara," kata penjaga sekolah itu.
Saya mau marah, tapi orang itu berkata jujur dan objektif sehingga saya hanya mengurut data.
Yang menarik tuyul itu mengaku kesulitan karena 'ratu' yang menjaga tuyul itu kuat. Tapi, dengan bantuan doa 'ratu' dan tuyul bisa 'ditangkap.'
Benda-benda di rumah, kantor dan badan diambil barulah kondisi tubuh membaik dan pikiran jernih dan bisa mengingat masa-masa sebelumnya.