- Harga per artikel
- Pengerjaan dan dead line
- Panjang kata dalam 1 artikel , keyword, dll
Dengan alasan bidding saya saat itu adalah Rp. 100.000 dan si klien juga “katanya” tidak membaca poin- poin saya tersebut {saya yakin pasti ngeles}, klien ini juga sedikit memojokkan saya dengan membahas tentang rating buruk yang mungkin akan saya terima apabila membatalkan job dia.
Juga dia mengatakan bahwa banyak penulis yang menerima job borongan dengan harga sekian. Sana gih loh bayar yang ntu {pikir saya esmosi}
Lahhhh ya saya ngaku kalau saya ini masih pemula tapi kok sepertinya klien ini pemula daripada saya. Tapi ya sudahlah, saya tidak akan menghargai artikel saya senilai ceban dengan artikel sepanjang 1000 kata yang saya buat.
Tentang rating ? Saya juga tidak peduli {untuk saat ini} karena ternyata klien bisa rusuh juga.
Saran dan nasihat saya untuk sesama penulis artikel, ayo ah hargai diri sendiri, jangan ikut-ikuatan memaksakan diri untuk menulis artikel senilai ceban.
Maksud saya, kalau semua penulis artikel memiliki standar harga yang kurang lebih sama, klien pasti akan mau juga kok hire kita. Kecuali mereka mau menulis artikel mereka sendiri dan tidak butuh freelancer.
Semoga cerita dan pengalaman saya ini bisa menginspirasi.
Apapun usaha yang kita lakukan, hal pertama yang harus kita tanamkan adalah : Hargai diri sendiri lebih dahulu.