Mohon tunggu...
indriyas
indriyas Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ibu rumah tangga, blogger, content writter, freelancer http://www.indriariadna.com http://meubelmart.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maaf, Saya Tidak Menerima Harga Ceban Per Artikel

26 September 2016   12:14 Diperbarui: 26 September 2016   12:31 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pak Dishub mengerti dan kemudian berkata nanti yang tanda tangan kontrak sampeyan saja Mbak. Saya ok saja dan menunggu waktu pembayaran pelunasan.

Ternyata Pak Dishub pergi umroh dan bilang ke saya bahwa nanti ada rekannya Pak B yang akan menghandle masalah sewa rumah, saya OK saja.

Setelah satu minggu Pak Dishub umroh, belum juga sewa rumah di lunasi sementara saya di kejar-kejar oleh pemilik. Ternyata birokrasi juga memakan waktu lama. Dari surat kontrak yang sudah saya tanda tangani, harus di ubah lagi menjadi pemilik yang tanda tangan, pemilik juga harus mempunyai rekening di bank. Padahal pemilik rumah ini sudah berusia 65 tahun dan tidak mau saya ajak buka rekening di bank.

Akhirnya uang DP di kembalikan oleh pemilik melalui saya, mungkin karena birokrasi yang bertele-tele dan tidak segera di lakukan pelunasan. Ternyata masih begitu ya wajah birokrasi di Indonesia.

Penulisan artikel

Semenjak 5 bulan yang lalu saya serius mengelola blog yang sudah saya punyai dan mangkrak sejak tahun 2011. Saya membeli domain dan hosting bahkan membeli template baru untuk blog, www.indriariadna.com

Dengan harapan, traffic semakin meningkat dan eh siapa tahu ada yang tertarik untuk menggunakan jasa saya untuk menulis artikel.

Supaya jasa saya dalam hal menulis semakin di kenal orang, maka masuklah saya ke beberapa situs freelance seperti Srib*** dan Pro***.

Ada 1 klien yang tertarik dan menghubungi saya untuk membuat 12 artikel tentang freelancer. Saat mengajukan bid proposal, saya memang sepakat menyamakan harga bid di angka Rp. 100.000.

Kesalah pahaman mulai terjadi saat saya sudah selesai membuat draft artikel pertama dan klien sudah approve. Saya kemudian meminta klien menutup workspace supaya saya bisa menarik pembayaran saya.

Yang terjadi kemudian adalah, ternyata Rp. 100.000 itu oleh si klien adalah harga borongan untuk 12 artikel. Sementara saya sebelum ngedraft sudah membuat ringkasan tentang poin-poin pengerjaan seperti :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun