Mohon tunggu...
Indriani Suhadi
Indriani Suhadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Indriani Suhadi NIM : 43222010173 Ekonomi dan Bisnis//Akuntansi 2022 Universitas Mercu Buana Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Ki Ageng Suryomentaram dalam Mencegah Terjadinya Korupsi

12 November 2023   09:28 Diperbarui: 12 November 2023   17:28 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mawas diri merupakan proses pembelajaran pengalaman untuk membedakan beberapa momen yang menyenangkan dari mmomen yang menyusahkan yang digunakan untuk mempertajam indra mereka. Sedangkan mulur mungkret merupakan sebuah folosofi yang membuat seseorang mampu memahami dan mengendalikan ambisi atau hawa nafsu yang berlebihan akan sesuatu kekayaan atau harta dan ketenaran. Seperti apa yang menjadi sebuah  prinsip hidup orang jawa yang sebenarnya ialah bukanklah kompetensi melainkan keharmoniksan yang dihasilkan atas saling menghormati.

pada hakikatnya  "Ilmu Kebahagiaan" ialah memiliki persamaan dengan mengakui keberadaan manusia sebagai pertukaran antara suka (bungah) dan duka (susah). Perasaan suka (raos begja) dan duka (raos cilaka) yang akan menghasilkan suatu kondisi pikiran semacam itulah yang membedakan manusia dengan hewan. Kendati demikian manusia juga tidak lepas dengan kebutuhan-kebutuhan mendasar untuk bertahan hidup (pangupa-jiwa) dan melestarikan keturunan (lestan-tuning jenis) seperti hewan, namun ia tidak memiliki kesamaan dengan seorang hewan karena manusia memiliki kesadaran penuh untuk memenuhi kebutuhan tersebut (raos gesang: kesadaran hidup). Dan sebuah kegagalan atau keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan mendasar manusia itulah yang berkaitan dengan perasaan suka maupun duka. Kebahagiaan manusia ialah ketika keinginannya tercapai dan merupakah hal yang lumrah terpenuhi untuk mencapai suatu keinginannya.

Kembali pada paragraph sebelumnya, penjelasan mengenai NEMSA ( 6-SA ) -sebuah kunci kebahagiaan yang dirumuskan oleh seorang filsuf jawa- yang merupakan hasil dari observasinya selama menjalani guru aliran kebatinnya, dan merumuskan sebuah rumus untuk kehidupan seseorang yang hingga sekarang masih digunakan banyak masyarakat, walaupun mereka tidak menyadari hal itu. Nemsa juga memberikan kita sebuah petunjuk mengenai bagaimana seorang menjalani hidup yang seimbang dan sederhana.

  • Sakepenake ( Senyamannya ) hidup penuh dengan senyamannya  dimana hal ini mengajak semua manusia di muka bumi ini agar menerima dan menghargai keadaan yang telah ditetapkan atau diberikan Tuhan Yang Maha Esa tanpa terjebak dengan sesuatu yang berlebihan  dengan merasakan cukup dan puas, Ki Ageng Suryomentaram memastikan hal tersebuat akan menumbuhkan kebahagiaan tersendiri untuk seseorang. Jadi dengan cara yang wajar dan tidak melanggar seuatu ketentuan dan hidup dengan nyaman akan menumbuhkan kebahagiaan itu yang akan timbul di dalam diri kita.
  • Sabutuhe ( sesuai dengan kebutuhan yang ada ) point kedua ini mengajarkan kita  untuk menganal bagaimana kebutuhan seperti apa yang kita butuhkan untuk mencapai suatu kebahagiaan di muka bumi. Ini menjadi pengingat kita sebagai seorang konsumen agar memilah-milih barang atau jasa seperti apa yang benar-benar kita butuhkan, jangan sampai kita sebagai konsumen justru tidak mencapai suatu kebahagiaan setelah mendapatkan apa yang kita inginkan. Seperti contoh, pada bulan ini terjadinya event sebuah platform belanja online yaitu 11.11 yang di mana memiliki pengaruh terhadap ketertarikan konsumer untuk memasukan barang yang ingin di beli menurut pandangannya, hal itulah adalah hal yang salah dan tidak boleh kita lakukan jika kita ingin mendapatkan sebuah kebahagiaan agar kedepannya tidak menyesal.
  • Saperlune ( sesuai dengan apa yang kita perlu ) sama seperti point di atas yakni sabutuhne, point saperlune merupakan imlementasi yang harus kita laksanakan dikehidupan, sebab jika hanya teori yang kita ketahui dan kita pelajari akan menjadi sia-sia untuk mencapai sebuah kebahagiaan. Dalam menentukan sebuah kebahagiaan di point ini kita perlu menentuka hal yang menjadi keperluan kita, sebuah keinginan bukan berarti menjadi sebuah keperluan, namun keperluan akan menjadi sebuah kebutuhan walaupun hal tersebut tidak merupakan sebuah keinginan yang kita inginkan namun dikemudian hari kita akan mencapai sebuah kebahagiaan karena kita memilah apa yang menjadi keperluan kita bukan di dasari oleh sebuah keinginan.
  • Sacukupe ( sesuatu yang dibatasi atau secukupnya tidak dilebihkan ) point ini menjadi pengingat kita sebagai seorang manusia agar tidak menjadi seorang manusia yang memiliki keambisan yang terlalu tinggi yang menjadikan kita menjadi manusia yang serakah, yang ini itu mau tanpa memikikan apa pentingnya sesuatu tersebut. Sebagai contoh, kita seorang konsumen yang selalu bersitegang dengan kata 'promo' yang membuat kita memutuskan untuk membeli suatu barang yang dikenai potongan harga tanpa tahu, apa kegunaan barang itu dan apakah barang itu benar-benar kita perlukan atau kita hanya tergiur akan potongan harganya. Hal inilah yang membuat kita menjadi serakah sebagai konsumen, tidak memikirkan dampak seperti apa ketika fase sudah terjadi. Dengan cara hidup yang sederhana dan bijak membuat kita akan menemukan kebahagiaan serta keseimbangan dalam hidup kita.
  • Samesthine ( hidup yang sesuai dengan moral dan etika yang semestinya ) Hal ini juga menekankan kita bagaimana pentinganya  untuk menjalani hidup yang berintegritas  yang memiliki kejujuran dan sikap akuntabilitas, dengan menjalani hal inia akan dipastikan kedamaian dan kebahagiaan akan mudah kita capai.
  • Sabenere ( hidup dengan penuh realistis yang sebenarnya ) point ini mengajak kita sebagai manusia agar memandang sebuah kehidupan dengan kejernihan tanpa adanya pemahan yang terdistrosi, dengan menghadapi realitas yang ada kita mampu hidup denganlebih rasional dan memiliki makna

Dengan demikianlah dapat kita simpulkan bahwasannya ajaran atau rumus kehidupan yang doberikan Ki Ageng Suryomentorom menjadi sebuah pengingat manusia untuk menjalani hidup yang sederhana, seimbang yang diselaraskan dengan nilai-nilai yang benar. Dengan mengimplementasikan prinsip atau rumusan kehidupan yang dibuat ki ageng suryomentrom dapat membuat manusia menemukan sebuah kebahagiaan di dalam kehidupan sehari-harinya.

" Bahagia bukan hanya di permukaan. Dimainkan dengan warna-warna colorful, pink, kuning, dan lainnya. Katarsis ini mengajak kita melihat lebih dalam ke diri, ini bahagia, tidak sekadar gembira,'' papar seniman yang juga aktif di kegiatan sosial bidang kesehatan mental di Galeri Nasional Indonesia. Kaaris sendiri merupakan sebuah proses pembersihan  diri dari segala bentuk racun social  yang ada di dalam tubuh atau diri kita, proses ini masuk ke dalam tubuh dan mencoba untuk mengenali diri kita kembali serta mengurangi segala emosi hingga mencapai titik dari sebuah ketenangan seseorang. Kutipan ini ternyata sejalan dengan apa yang telah dibahas menganai Nemsa yang dikemukakan oleh Ki Ageng Suryomentaram.

Gaya kepemimpinan

Dokpri//canva
Dokpri//canva

Kepemimpinan yang efektif dan efisien akan terwujud jika dijalankan berdasarkan fungsi dan tujuannya. Seorang pemimpin harus berusaha menjadi bagian dari   situasi   kelompok   atau   organisasi   yang   dipimpin.   Dalam mewujudkan tujuan dan fungsi kepemimpinan secara internal maka akan berlangsung suatu aktifitas  kepemimpinan  dan  aktifitas  tersebut  akan  dipilah-pilah dengan  pola  masing-masing.  Pemimpin  sebagai  mahluk  Tuhan  yang mempunyai  karakter  yang  berbeda-beda  dapat menentukan  jalannya  sendiri. 

Gaya   kepemimpinan,   pada   dasarnya   mengandung   pengertian   sebagai   suatu perwujudan  tingkah  laku  dari  seorang  pemimpin yang  menyangkut  kemampuannya  dalam memimpin.  Perwujudan  tersebut  biasanya  membentuk  suatu pola  atau  bentuk tertentu. Pengertian   gaya   kepemimpinan   yang   demikian   ini   sesuai   dengan   pendapat   yang disampaikan   oleh   Davis   dan   Newstrom. Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan. Gaya  kepemimpinan  (leadership  style),  yakni  pemimpin  yang  menjalankan fungsi kepemimpinannya  dengan  segenap  filsafat,  keterampilan  dan  sikapnya.  Gaya  tersebut  bisa berbeda-beda atas  dasar motivasi,  kuasa  maupun  orientasi  terhadap  tugas  atau  orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, di  mana  perbedaan  itu  didasarkan  pada  cara  dan  upaya  mereka  memotivasi  karyawan. Apabila pendekatan  dalam  pemberian  motivasi  ditekankan  pada  imbalan  atau  reward  (baik ekonomis maupun non ekonomis), berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya,  jika  pendekatannya  menekankan  pada  hukuman,  berarti  dia menerapkan  gaya kepemimpinan negatif.  Pendekatan  kedua  in  dapat  menghasilkan  prestasi  yang  diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi

Organisasi yang  dipimpinnya  dapat  digolongkan  ke da1am  berbagai  tipe  atau  bentuk  yang  dikemukakan oleh beberapa pendapat dari para ahli sebagai berikut :

1. Tipe Otoritas (Autocrat) Otokrat  berasal  dari  perkataan  "utus"  (sendiri)  dan  "kratos"  (kekuasaan)  jadi  otokrat berarti penguasaan  obsolut.  Kepemimpinan  otoritas  berdasarkan  diri sendiri pada  kekuasaan dan  paksaan  yang  mutlak  yang  harus dipatuhi.  Dimana  setiap  perintah dan  kebijakan  yang  ditetapkan  tanpa  berkonsultasi  dengan  bawahannya  dan  harus dilakukan.Seorang pemimpin yang autokratik adalah seorang yang sangat egois, egoisme yang sangat   besar   akan   mendorongnya   memutarbalikan   kenyataan   yang   sebenarnya sehingga  sesuai  dengan  keinginannya  apa  yang  secara  subjektif diinterprestasikan sebagai  kenyataan.  Menurut  Terry,  pemimpin  yang  bertipe  otoriter  biasanya  bekerja secara sungguhsungguh,teliti dan cermat. Dimana pemimpin bekerja menurut peraturan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun