Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Memahami Makna Hari Raya Galungan dan Kuningan

10 Februari 2016   15:02 Diperbarui: 16 September 2020   07:21 3644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber lain menguraikan, Penjor bambu yang dihias dan dilengkapi sanggah penjor (tempat sesajen) adalah simbol penghormatan dan perwujudan Naga Basuki, Naga Anantabhoga, dan Naga Taksaka, yang terus menerus menjaga kesempurnaan siklus air di jagat raya.

Pengrajin dan Penjual Penjor di Bali | Foto: Net.News TV
Pengrajin dan Penjual Penjor di Bali | Foto: Net.News TV
Penjor Kreasi Warga : Foto: Net.News TV
Penjor Kreasi Warga : Foto: Net.News TV
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, menyerukan agar pembuatan penjor untuk Hari Raya Galungan menekankan aspek kesederhanaan sesuai maknanya. Penjor akan terpasang di setiap rumah, perkantoran dan pertokoan selama 10 hari hingga perayaan Kuningan pada Sabtu 20 Februari 2016.

Ketua Panitia Lomba Penjor dan Lomba Gebogan 2016 | Foto: Tribun Bali
Ketua Panitia Lomba Penjor dan Lomba Gebogan 2016 | Foto: Tribun Bali
Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan bahwa penjor Galungan yang dipasang di depan pintu masuk pekarangan setiap rumah sangat berbeda dengan lomba penjor yang harus dibuat sebaik dan semeriah mungkin.

Penjor bisa dibuat sendiri, atau tinggal membeli dari para pengrajin. Biaya untuk pengadaan Penjor bervariasi, dari yang paling sederhana – menghabiskan biaya sekitar Rp 200.000 sampai yang berbiaya jutaan rupiah.

Aneka penjor yang dibuat dari bahan baku lontar atau janur, ada yang secara khusus didatangkan dari Sulawesi dipajangkan untuk dijual berjejer di sepanjang jalan Desa Kapal, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.

Desa yang berlokasi di tempat strategis di Jalur Denpasar-Tabanan-Gilimanuk (Bali barat) maupun ke jalur Kabupaten Buleleng (Bali utara) sebagian besar warganya menjual hiasan penjor untuk kelengkapan menyambut Hari Raya Galungan ini.

Peserta Lomba Gebogan 2016 | Tribun Bali
Peserta Lomba Gebogan 2016 | Tribun Bali
Gebogan

Gebogan adalah sesaji tradisional Bali berbentuk segitiga indah yang menyerupai gunung --- terdiri dari beragam  buah-buahan, bunga, dan hiasan lainnya. 

Gebogan ini dimaksudkan sebagai dekorasi dan sekaligus persembahan bagi Sang Hyang Widhi, dikirim ke pura dengan cara diusung di atas kepala. Untuk fungsi dekorasi, gebogan biasanya ditaruh di lantai ataupun di atas meja.

Lomba Membuat Penjor dan Gebogan

Lomba Penjor 2016 | Tribun Bali
Lomba Penjor 2016 | Tribun Bali
South Kuta Beach Business Association (SKBBA) dan Desa Adat Kuta menyambut Hari Raya Galungan dengan mengadakan lomba membuat Penjor dan Gebogan. Lomba berlokasi di depan Lippo Mall Kuta, berlangsung pada hari Jumat sore (05/2/2016), diikuti oleh perwakilan dari Hotel dan Café, yang jumlahnya sekitar 20 hotel untuk lomba penjor, dan 18 hotel untuk lomba gebogan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun