Media memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan menciptakan narasi politik. Namun, dalam konteks Indonesia, media sering kali terjebak dalam permainan politik yang sama.
4.1 Sensasionalisme Berita
Media sering kali lebih fokus pada berita sensasional daripada berita yang mendidik. Hal ini dapat memperburuk persepsi negatif terhadap politisi dan menciptakan ketidakpastian di kalangan publik. Ketika media tidak menjalankan tugasnya dengan etis, karakter individu dalam politik semakin tergerus.
4.2 Jurnalisme Investigatif yang Lemah
Kurangnya jurnalisme investigatif yang kuat juga menjadi masalah. Banyak skandal besar tidak terungkap karena kurangnya keberanian dari jurnalis untuk mengeksplorasi fakta-fakta yang tidak nyaman. Ini memberikan ruang bagi politisi untuk terus beroperasi tanpa pengawasan yang memadai.
5. Kesimpulan
Peringatan Otto Von Bismarck bahwa "politics ruins the character" sangat relevan dalam konteks politik Indonesia. Korupsi, politik uang, dan manipulasi informasi menunjukkan bagaimana karakter individu dapat tergerus oleh tuntutan politik. Untuk membangun kembali kepercayaan publik, penting bagi semua pihak---baik politisi, media, maupun masyarakat---untuk berkomitmen terhadap praktik politik yang etis dan transparan.
Membangun budaya politik yang sehat memerlukan perubahan mendasar dalam cara pandang terhadap politik dan pemimpin. Hanya dengan cara ini, kita dapat melindungi karakter individu dan memastikan bahwa politik berfungsi sebagai alat untuk kebaikan bersama, bukan sebagai sarana untuk merusak integritas.
Teori di atas, terkait dengan fakta Sosok di bawah ini :
Â
Joko Widodo: Etika dan Prinsip Seorang Pemimpin Tingkat Dunia