"Beda, pokonya beda banget deh, cobain dulu. Sambelnya itu loh, beuh ajib banget,"
Begitulah Siska, untuk urusan sambel dia punya selera yang bagus. Dia bukan tipe perempuan yang hanya cukup bisa menikmati sambel yang hanya sambel.
Pedas yang menjadi pilihannya juga unik, bukan pedas yang palsu, yang dihasilkan dari olahan kimia tertentu. Harus pedas murni hasil dari cabe rawit.
Tapi memang sepertinya begitu mahluk yang bernama perempuan, identik dengan pedas yang sama sesuai dengan selera Siska.
Berbeda dengan Weli, laki-laki seperti umumnya, urusan lidah tidak terlalu muluk-muluk. Tidak banyak yang bisa dideskripsikan untuk selera makannya.
Dia tipikal orang yang asal ada makan saja sudah cukup, dimana dan apa aja yang dimakan juga oke.
Kadang-kadang memang ada waktu-waktu tertentu untuk Weli ingin menikmati makanan-makanan tertentu, tidak asal ada makan saja.
Suka sengaja mendatangi tempat makan favoritnya, gule kambing atau semacam makanan-makanan laut.
Waktunya biasa saat-saat sudah gajian, pasti Weli suka sengaja memanjakan lidahnya dengan asupan makanan dan minuman yang menurutnya enak.
"Ah sama aja, sambel mau di sana di sini juga sama di tiap Nasi Timbel," kata Weli keukeuh.
"Bawel lu, udah cepetan makan sama apa," sanggah Siska.Â